151 Rumah Pengganti Korban Gempa Cianjur Tahap II Siap Dihuni Sebelum Lebaran 2023

Dari target 151 unit rumah instan sederhana sehat (Risha) yang akan dibangun, di lapangan sudah terbangun sebanyak 142 unit lengkap dengan atap dan dinding serta jendela dan pintu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Mar 2023, 16:00 WIB
Pembangunan hunian tetap (huntap) tahap II untuk korban gempa cianjur berlokasi di Desa Murnisari, Kecamatan Mande sebanyak 151 unit. Lewat teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha), pembangunannya target selesai sebelum Lebaran Idul Fitri 2023. (Dok Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan terus mempercepat proses pembangunan rumah pengganti bagi masyarakat terdampak bencana gempa Cianjur, Jawa Barat.

Pembangunan hunian tetap (huntap) tahap II ini berlokasi di Desa Murnisari, Kecamatan Mande sebanyak 151 unit. Lewat teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha), pembangunannya target selesai sebelum Lebaran Idul Fitri 2023.

"Kami terus mempercepat pembangunan huntap relokasi tahap II untuk masyarakat di Kabupaten Cianjur yang terdampak gempa bumi. Saat ini, dari target 151 unit yang akan dibangun sudah ada 142 unit yang secara struktur bangunan sudah berdiri dan tertutup atap dan dinding serta lengkap dengan pintu dan jendela," jelas Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto dalam keterangan tertulis, Rabu (22/3/2023).

Pembangunan huntap tahap II, sambung Iwan, harus mendapat perhatian khusus mengingat masih banyak masyarakat terdampak yang masih mengungsi dan tinggal di tenda pengungsian. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan dampak lain, misalnya timbulnya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua lanjut usia.

Operasi Kemanusiaan

Iwan juga mengajak semua pihak untuk melihat pembangunan Huntap untuk para pengungsi bukan sebagai sebuah proyek tapi merupakan operasi kemanusiaan yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.

Oleh karena itu, Kementerian PUPR berharap dukungan dan kolaborasi dari semua pihak yang terlibat penanganan pasca bencana di Kabupaten Cianjur agar para pengungsi bisa segera mendapatkan bantuan dan tempat tinggal yang layak huni.

"Pembangunan Huntap ini bukan proyek, tapi adalah bagian dari operasi kemanusiaan yang harus dilaksanakan secara cepat dan tepat karena banyak rumah masyarakat yang rusak dan harus direlokasi. Saya juga berjanji agar para pengungsi di Kabupaten Cianjur bisa segera menempati Huntap Relokasi Tahap II ini secepatnya sehingga mereka bisa Lebaran di rumah baru," imbuhnya.

 

Pembangunan hunian tetap (huntap) tahap II untuk korban gempa cianjur berlokasi di Desa Murnisari, Kecamatan Mande sebanyak 151 unit. Lewat teknologi rumah instan sederhana sehat (Risha), pembangunannya target selesai sebelum Lebaran Idul Fitri 2023. (Dok Kementerian PUPR)

Dari data yang ada di Direktorat Jenderal Perumahan, kontraktor pelaksana pembangunan Huntap Relokasi Tahap II dilaksanakan oleh PT Brantas Abipraya dan Manajemen Konstruksi PT Indah Karya. Dari target 151 unit yang akan dibangun, di lapangan sudah terbangun sebanyak 142 unit lengkap dengan atap dan dinding serta jendela dan pintu.

Hunian yang dibangun dengan tipe 36 dan luas kavling 75 meter persegi tersebut tetap menggunakan teknologi rumah tahan gempa Risha yang merupakan hasil inovasi Kementerian PUPR.

Selain itu, kompleks perumahan yang berada di belakang Kantor Kecamatan Mande tersebut juga akan dilengkapi dengan berbagai prasarana penunjang seperti mushola dan balai warga serta taman serta penanaman pohon penghijauan.

2 dari 3 halaman

Bantu Korban Gempa Cianjur, Asahimas Chemical Bangun Fasilitas Air Bersih

Anak-anak bermain hp di Desa Mangunkerta, tCianjur, Jumat (23/12/2022). Lebih dari sebulan sejak musibah gempa bumi 5,2 SR sejumlah warga masih tinggal di pengungsian dan hunian sementara dengan bantuan kebutuhan hidup dari para donatur. (merdeka.com/Arie Basuki)

Banyak kerugian yang dirasakan oleh masyarakat pasca gempa Cianjur pada Senin, 21 November 2022, salah satunya adalah fasilitas air bersih yang mengalami kerusakan dan bahan pangan yang kian dibutuhkan seiring dengan banyaknya masyarakat yang terdampak gempa Cianjur.

Sebagai komitmen mendorong proses pemulihan pasca bencana, PT Asahimas Chemical (ASC) melalui Corporate Social Responsibility (CSR) menggelar 3 program yaitu pembangunan sarana fasilitas air bersih, donasi paket sembako & tenda darurat bagi sekolah terdampak di Kampung Sarampad RW 03, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Seremoni peresmian dilakukan secara langsung pada Rabu (08/03) dan dihadiri oleh perwakilan manajemen beserta karyawan PT Asahimas Chemical, Kepala Desa Sarampad, tokoh masyarakat setempat, lembaga sosial, serta masyarakat sekitar.

Manajer General Affair Idris Ahmad mengatakan bahwa ASC hadir membawa misi untuk membantu masyarakat Cianjur, yang saat ini sedang dalam proses pemulihan dengan membawa beberapa program yang dapat mendorong kembali kehidupan masyarakat pasca bencana.

“Semoga bantuan-bantuan yang ASC berikan dapat bermanfaat dan membantu proses pemulihan di Cianjur, khususnya Kp. Sarampad. Kami juga berharap semoga masyarakat tetap tegar dan bangkit dari cobaan yang menimpa," ungkap Idris dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/3/2023).

Fasilitas air bersih yang dibangun meliputi pembuatan sumber air bersih baru (sumur bor), tangki air, mesin pompa, pipa, kran, rangka tangki air, dan kwh listrik 2.200 watt. Fasilitas tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Kampung Sarampad sebanyak 200 KK.

 

3 dari 3 halaman

Sekolah Darurat

Bersamaan dengan itu, PT Asahimas Chemical turut mendonasikan tenda yang akan difungsikan sebagai sekolah darurat bagi siswa/i SDN Taruna Bakti yang sekolahnya rusak dan akan direlokasi akibat lokasinya yang dekat dengan Sesar Cugenang.

Selain itu, ASC juga mendistribusikan 200 paket sembako untuk membantu kebutuhan pangan masyarakat mengingat bulan Ramadhan yang sebentar lagi tiba.Pemilihan Kampung Sarampad sebagai lokasi dikarenakan sumber mata air yang sebelumnya dimanfaatkan selama 30 tahun oleh warga di wilayah tersebut hilang akibat gempa.

Selain itu, wilayah tersebut merupakan salah satu daerah yang terdampak paling parah akibat lokasinya yang berdekatan dengan pusat gempa.

Infografis Korban Gempa Bumi Cianjur Jawa Barat Magnitudo 5,6 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya