Tolak Pengiriman Jet Tempur ke Ukraina, Jerman: Tidak Ada Perang Antara NATO dan Rusia

Jerman memperingatkan Ukraina untuk tidak meningkatkan risiko eskalasi. Di lain sisi, Kanselir Olaf Scholz menekankan perlunya untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 30 Jan 2023, 09:05 WIB
Tentara Ukraina menggempur posisi Rusia menggunakan Howitzer M777 yang dipasok Amerika Serikat (AS) di wilayah Kherson, Ukraina, 9 Januari 2023. Memasuki hari ke-321 peperangan, konflik di antara Rusia dengan Ukraina sampai saat ini terus berlanjut dan belum terlihat akan segera berakhir. (AP Photo/Libkos)

Liputan6.com, Berlin - Kanselir Olaf Scholz menegaskan kembali pada Minggu (29/1), Jerman tidak akan mengirimkan jet tempur ke Ukraina.

"Saya menyarankan agar tidak terus-menerus melakukan perang penawaran dalam hal sistem persenjataan," kata Scholz dalam wawancaranya dengan surat kabar Tagesspiegel seperti dikutip dari VOA, Senin (30/1). "Jika, segera setelah keputusan (tentang tank) dibuat dan debat berikutnya dimulai di Jerman, itu... merusak kepercayaan rakyat terhadap keputusan pemerintah."

Dalam wawancara yang sama, Kanselir Scholz memperingatkan agar Ukraina tidak meningkatkan "risiko eskalasi".

"Tidak ada perang antara NATO dan Rusia. Kami tidak akan membiarkan eskalasi seperti itu," katanya.

Kanselir Scholz menambahkan bahwa perlu untuk terus berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Panggilan telepon terakhir antara keduanya terjadi pada awal Desember.

"Saya akan berbicara dengan Putin melalui telepon lagi," kata Scholz. "Tapi, tentu saja, juga jelas bahwa selama Rusia terus mengobarkan perang dengan agresi yang tidak mereda, situasi saat ini tidak akan berubah."

2 dari 3 halaman

Setuju Mengirimkan Tank

Petugas medis militer membantu tentara yang terluka ke dalam kendaraan evakuasi dekat Kremenna di wilayah Luhansk, Ukraina, 16 Januari 2023. Hingga saat ini pejabat Ukraina menolak untuk mengonfirmasi jumlah korban dalam perangnya dengan Rusia, setelah ketua Komisi Uni Eropa pada akhir November 2022 lalu memperkirakan bahwa "lebih dari 20.000 warga sipil dan 100.000 tentara Ukraina telah tewas di Ukraina hingga saat ini." (AP Photo/LIBKOS)

Penolakan Jerman untuk mengirimkan jet tempur muncul setelah pada Rabu (25/1), Kanselir Scholz mengumumkan akan mengirimkan 14 tank Leopard 2A6 ke Ukraina. Tidak hanya itu, Berlin juga mengizinkan negara-negara Eropa lainnya untuk mengirimkan tank Leopard mereka, langkah yang diumumkan setelah berminggu-minggu mendapat tekanan dari sekutu.

Langkah Jerman menyetujui pengiriman tank diikuti oleh Amerika Serikat, yang mengatakan akan mengirimkan 31 tank M1 Abrams ke Ukraina.

Kanselir Scholz bersikeras bahwa keputusan untuk mengirimkan tank ke Ukraina perlu diambil bersama dengan sekutu Jerman, terutama AS. Dengan membuat Washington mengambil langkah serupa, Berlin berharap berbagi risiko serangan balik dari Rusia.

3 dari 3 halaman

Terus Merengek

Presiden AS Joe Biden menyambut kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Dok: Twitter @POTUS

Soal tank, Presiden Vladimir Zelensky sendiri berterima kasih atas keputusan Jerman dan AS, yang dipandang sebagai terobosan dalam upaya mendukung Ukraina memenangkan perang melawan Rusia.

Namun, Zelensky menekankan bahwa pihaknya membutuhkan lebih banyak senjata berat segera dari Barat, termasuk jet tempur dan rudal jarak jauh.

"Ukraina membutuhkan senjata baru dan pengiriman yang lebih cepat untuk menghadapi situasi sangat sulit dari serangan terus-menerus oleh pasukan Rusia di wilayah timur Donetsk," kata Zelensky pada Minggu. "Situasinya sangat sulit. Bakhmut, Vuhledar, dan sektor lain di wilayah Donetsk -- ada serangan Rusia terus-menerus. Ada upaya terus-menerus untuk menembus pertahanan kami."

Dia menambahkan, "Rusia ingin perang berlarut-larut dan menghabiskan pasukan kami. Jadi... kami harus mempercepat momentum, mempercepat pasokan, dan membuka opsi senjata baru untuk Ukraina."

Pada Sabtu (28/1), Zelensky mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan rudal ATACMS buatan AS yang memiliki jangkauan sekitar 300 km. Sejauh ini, permintaan rudal jarak jauh ditolak oleh AS.

Infografis Rusia Vs Ukraina, Ini Perbandingan Kekuatan Militer. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya