Sudirman Said Resmi Mundur sebagai Komisaris Utama PT Transjakarta

Sudirman Said resmi mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terhitung pada Rabu (11/1/2023).

oleh Winda Nelfira diperbarui 11 Jan 2023, 17:40 WIB
Sudirman Said resmi mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terhitung pada Rabu (11/1/2023). (Foto: Winda Nelfira/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Sudirman Said resmi mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) terhitung pada Rabu (11/1/2023).

Diketahui, surat pengunduran diri yang dia ajukan pada Desember 2022 lalu telah disetujui para pemegang saham.

"Alhamdulillah hari ini saya mendapat surat persetujuan pengunduran diri dari PT Transjakarta. Surat itu sudah saya ajukan pada bulan Desember (2022)," kata Sudirman di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (11/1/2023).

Sudirman meyakini tim komisaris beserta direktur Transjakarta yang baru bakal menjalankan tugas dengan lebih baik. Adapun surat keputusan dari para pemegang saham diterima dirinya hari ini.

"Hari ini kami dapat keputusan itu dan InsyaAllah tim komisaris yang baru dan juga direktur yang baru akan menjalankan tugas dengan lebih baik bagi Transjakarta," kata dia.

Diketahui, Sudirman Said memutuskan mundur dari jabatan Komisaris Utama PT Transjakarta dan nonaktif dari Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia (Sekjen PMI). Keputusan itu diambil untuk fokus membantu Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.

"Ingin fokus membantu Anies sebagai capres di pemilu. Langkah ini diambil untuk menjaga good governance," ujar Sudirman dalam pertemuan dengan sejumlah pimpinan redaksi di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat 11 Oktober 2022.

 

2 dari 2 halaman

Sudah Diajukan

Sudirman menyebut, terkait dengan mundurnya dari kursi pimpinan Transjakarta, dia menyebut sudah mengajukan langsung ke Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

"Saya juga kemarin sudah ketemu Pak Pj Gubernur untuk pamit. Itu juga sebenarnya tidak ada keharusan, yang enggak boleh kan berpolitik atau menjadi bagian dari politik, tapi kan de factonya (menjadi tim sukses Anies) ini urusan politik juga, menghindari conflic of interest," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya