Satelit Nano SS-1 Buatan Indonesia Sukses Diluncurkan Pakai Roket SpaceX

BRIN menjelaskan, Misi Satelit SS-1 adalah Automatic Packet Reporting System yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 30 Nov 2022, 16:30 WIB
Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq (kiri), Setra Yoman Prahyang (tengah), dan Suhandinata (kanan) menunjukkan satelit nano atau cubesat buatannya sebelum peluncurannya, di Jakarta, Selasa (21/6/12022). (Liputan6.com/Angga yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mengumumkan bahwa satelit nano buatan dalam negeri, Surya Satellite-1 (SS-1) berhasil diluncurkan dengan roket SpaceX. Informasi ini disampaikan melalui akun Instagram resmi brin_indonesia.

Adapun, peluncuran dilakukan menggunakan roket SpaceX Falcon 9 CRS-26 pada 26 November waktu 14.20 waktu setempat dari NASA Kennedy Space Center di Florida, Amerika Serikat.

Dalam keterangannya, dikutip Rabu (30/11/2022), BRIN mengatakan roket tersebut mengemban misi membawa muatan, termasuk satelit nano SS-1 menuju International Space Station (ISS).

"Sukses diluncurkan setelah terjadi penundaan peluncuran beberapa hari yang lalu karena faktor cuaca yang tidak mendukung," tulis BRIN dalam keterangan di rekaman detik-detik peluncuran roket tersebut.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by BRIN Indonesia (@brin_indonesia)

BRIN menjelaskan, Misi SS-1 adalah Automatic Packet Reporting System yang berfungsi sebagai media komunikasi via satelit dalam bentuk teks singkat. Mereka menyebutkan, teknologi ini dapat dikembangkan untuk mitigasi bencana, pemantauan jarak jauh, serta komunikasi darurat.

Satelit SS-1 sendiri dikembangkan oleh Surya University, dengan dukungan dan supervisi ahli dari Pusat Riset Teknologi Satelit, BRIN.

Proyek satelit ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Organisasi Amatir Radio Indonesia, PT Pudak Scientific, PT Pasifik Satelit Nusantara, dan pemangku kepentingan lainnya.

2 dari 3 halaman

Sejarah Bagi Industri Antariksa Nasional

Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang, dan Suhandinata menjelaskan prinsip kerja satelit nano di Jakarta, Selasa (21/6/12022). Satelit kecil ini merupakan hasil kolaborasi dari PSN, Kementerian Komunikasi dan Informatika, ORARI, Pudak Scientific, Pusteksat LAPAN dan BRIN. (Liputan6.com/Angga yuniar)

Peluncuran Satelit SS-1 sendiri dinilai menjadi sejarah bagi industri antariksa nasional, karena menjadi satelit pertama yang dikembangkan secara mandiri oleh anak-anak muda Indonesia.

Head of Research Center of Satellite Technology BRIN Dr Ing Wahyudi Hasbi mengutip News Liputan6.com, Selasa (22/11/2022) mengatakan, peluncuran satelit ini menjadi bukti konsistensi para ilmuwan dan pihak-pihak pendukung.

Dia menilai, SS-1 menjadi titik awal yang menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjadi pionir karya besar yang akan membuka jalan bagi generasi muda Indonesia untuk memajukan satelit bangsa.

"Peluncuran SS-1 yang dikembangkan oleh generasi muda Indonesia dengan dukungan seluruh stakeholder adalah salah satu tonggak sejarah baru dalam perkembangan satelit di Indonesia dan memberikan suntikan motivasi pentingnya penguasaan teknologi satelit bagi Indonesia," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Peluncuran Sempat Tertunda Cuaca

Ilmuwan muda Tim Surya Satellite-1 Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq (kiri), Setra Yoman Prahyang (tengah), dan Suhandinata (kanan) menjelaskan prinsip kerja satelit nano atau cubesat buatannya sebelum peluncurannya, di Jakarta, Selasa (21/6/12022). (Liputan6.com/Angga yuniar)

"Pusat Riset Teknologi Satelit-BRIN akan selalu mendukung pengembangan satelit yang dikembangkan oleh universitas-universitas & startup Indonesia dengan expertise yang telah dimiliki, dalam skema dukungan riset serta fasilitas pengujian dan integrasi satelit yang disiapkan oleh BRIN."

Mengutip situs Indonesia.go.id, satelit ini awalnya direncanakan akan diluncurkan pada Rabu, 23 November 2022 dini hari, namun tertunda karena faktor cuaca.

Satelit ini nantinya juga akan bisa digunakan sebagai pelacak posisi kendaraan, pejalan kaki, kapal nelayan, dan titik panas kebakaran hutan.

Sementara terkait dengan penelitian, satelit bisa dipakai sebagai sarana komunikasi semua laboratorium penelitian, di universitas-universitas serta semua amatir radio di Indonesia.

(Dio/Isk)

Infografis: 26 Satelit Milik Indonesia (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya