PGN Buyback Surat Utang Setara Rp 6,29 Triliun

PGN mulai melakukan masa penawaran buyback obligasi atau surat utang di pasar pada 28 November 2022, dan dijadwalkan berakhir pada 23 Desember 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Nov 2022, 06:00 WIB
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) rilis laporan keuangan semester I 2022 pada Kamis, 22 September 2022 (Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk/PGAS)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN akan membeli kembali surat utang atau obligasi dengan target pembelian sekitar USD 400 juta atau sekitar Rp 6,29 triliun (asumsi kurs Rp 15.731 per dolar AS).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (30/11/2022), PGN mulai melakukan masa penawaran di pasar pada 28 November 2022, dan dijadwalkan berakhir pada 23 Desember 2022.

Pembelian kembali surat utang ini, menurut perseroan sebagai langkah pro aktif dalam mengelola surat utang yang akan segera jatuh tempo apda 2024. Adapun perseroan telah menerbitkan surat utang senior senilai USD 1,35 miliar pada 16 Mei 2024 untuk jangka waktu selama 10 tahun yang tercatat di Bursa Efek Singapura.

“Perseroan saat ini masih dalam tahap penawaran untuk pembelian kembali surat utang sehingga belum diketahui nilai keberhasilan pembelian kembali dalam mengkaji dampak kejadian secara rinci,” tulis perseroan.

Untuk melakukan buyback obligasi ini, PGN telah menunjuk Mandiri Securities Pte Ltd sebagai salah satu dealer manager dalam perjanjian manajer penjual seiring buyback obligasi yang akan dilakukan perseroan.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 29 November 2022, saham PGAS naik 0,81 persen ke posisi Rp 1.860 per saham.

Saham PGAS berada dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.855 per saham. Saham PGAS berada di level tertinggi Rp 1.875 dan terendah Rp 1.855 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.297 kali dengan volume perdagangan 298.547 saham. Nilai transaksi Rp 55,6 miliar.

2 dari 5 halaman

PGN Bidik Kontribusi Pendapatan Rp 2,2 Triliun dari Pipa Rokan

PT PGN Tbk akan fokus utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline. (Dok PGN)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN memperkirakan pipa blok Rokan bakal memberikan kontribusi pendapatan hingga USD 140 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp 15.726 per USD).

Direktur Keuangan dan manajemen Risiko PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Fadjar harianto Widodo menjelaskan, kontribusi itu seluruhnya berasal dari transportasi minyak.

"Karena di 2023 sudah full stream, harapannya kita bisa berikan tambahan pendapatan dari pipa rokan revenue di USD 130—140 juta. Pipa Rokan kami tidak menambah pendapatan untuk gas atau lifting minyak, tapi murni dari pendapatan dari penyaluran atau transportasi minyak mentah,” kata Fadjar dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Pada 2022, perseroan memperkirakan pipa Rokan bisa berkontribusi hingga USD 30 juta. Dia menambahkan, pada dasarnya pipa Rokan adalah jasa untuk penyaluran minyak mentah yang dikelola oleh anak usaha, PT Pertamina Gas (Pertagas). Sehingga harapannya, pendapatan dari bisnis ini akan memberikan tambahan pendapatan di segmen transportasi minyak Pertagas.

“Posisi di 2022 ini pipa Rokan dalam tahap uji coba untuk penyaluran minyak mentah. Kita ekspektasikan di 2022 karena proses uji coba, kemungkinan kita bisa cetak revenue sekitar USD 30 juta,” kata Fadjar.

3 dari 5 halaman

Realisasi Belanja Modal PGN

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai USD 96 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun (kurs Rp 15.716 per USD). Belanja modal itu setara 12,57 persen belanja modal yang disiapkan untuk tahun ini sebesar USD 764 juta.

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Gas Negara, Heru Setiawan menjelaskan, realisasi capex yang minim itu disebabkan perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan.

"PGN dalam melaksanakan investasi menggunakan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan rencana investasinya di tengah kondisi yang penuh tantangan. Jadi adanya perubahan demand mempengaruhi proses perikatan komersial dengan calon pelanggan," ujar Heru dalam paparan publik, Senin (28/11/2022).

Sebagai contoh, salah satu yang terdampak dari sisi perikatan komersial yakni pembangunan Terminal Cilacap. Her menjelaskan, hal itu karena ada perubahan model operasi, sehingga berdampak juga pada kebutuhan gas di kilang Cilacap.

"Juga gasifikasi Kepmen 249, ada dampak dari pandemi yang akhirnya membuat PLN melakukan rasionalisasi dari kebutuhan gasnya sekaligus disinkronkan dengan rencana pembangkitan yang ada di PLN, yaitu penggabungan beberapa pembangkit sehingga dapat meningkatkan efisiensi rantai pasokan,” beber Heru.

 

4 dari 5 halaman

Jurus Pertahankan Kinerja Positif pada 2023

Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran jaringan gas bumi di perumahan warga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12). Pemerintah melalui PGN memberi tambahan 5.120 jargas pada tahun 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) membeberkan sejumlah strategi yang akan dilakukan perseroan untuk mempertahankan kinerja keuangan positif pada 2023.

Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau disebut PGN M. Haryo Yunianto mengatakan, pada dasarnya perseroan akan tetap berupaya sebaik mungkin untuk meningkatkan layanan niaga gas kepada seluruh konsumen. Selain itu, perseroan juga akan melakukan akuisisi pelanggan.

"Kami akan lakukan upaya customer acquisition. Ini merupakan salah satu fungsi yang sedang kami kembangkan, tidak hanya kita melayani jaringan pipa yang sudah ada, namun kami juga sudah memulai untuk memberikan layanan melalui beyond pipeline,” kata dia dalam paparan publik perseroan, Senin (28/11/2022).

Saat ini, Haryo mengatakan tim penjualan dan operasi juga tengah melakukan pengembangan dari sisi infrastruktur. Sehingga harapannya dapat menjangkau beberapa kota yang selama ini belum dapat dilayani perseroan.

"Pengembangan produk kami sejalan dengan upaya untuk melakukan customer acquisition, beberapa upaya layanan dalam pola  berbasis teknologi ini sedang kita lakukan dan InsyaAllah bisa kita jalankan di 2023,” imbuh dia.

 

 

5 dari 5 halaman

Perluas Layanan

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Selanjutnya, perluasan layanan jargas ke segmen rumah tangga untuk mendukung kebijakan pengurangan subsidi rencananya kana tetap dilakukan tiap tahun ke depannya. Bersamaan dengan itu, perseroan akan mengembangkan bisnis melalui kerja sama dengan BUMN khususnya MIND ID, PLN, dan Pupuk Indonesia, serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) lainnya sebagailangkah difersivisi.

"Ini diversifikasi yang akan dilakukan PGN ke depan. Kami yakin, misalnya seperti di Sumatra, Kalimantan, atau Sulawesi, di situ ada sumber gas, baik milik Pertamina maupun K3S yang lain, kami bisa optimasi di sana,” ujar Haryo.

Tak ketinggalan, di tengah kondisi ekonomi global yang dinamis, perseroan akan melakukan efisiensi beban operasional perusahaan guna mengoptimalkan mencapai laba bersih Perusahaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya