Bangsal Bersalin Ukraina Diserang Roket Rusia, Satu Bayi Baru Lahir Tewas

Seorang bayi yang baru lahir tewas setelah serangan Rusia yang menghantam bangsal bersalin di wilayah Zaporizhzhia selatan, Ukraina.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 23 Nov 2022, 20:10 WIB
Petugas pemadam kebakaran bekerja setelah sebuah serangan pesawat tak berawak di gedung-gedung di Kyiv, Ukraina, Senin (17/10/2022). Pesawat tak berawak menghantam sejumlah gedung ibu kota Ukraina pada Senin pagi ledakan tesebut menggema di seluruh Kyiv dan menimbulkan kepanikan sehingga orang-orang berlarian ke lokasi yang aman. (AP Photo/Roman Hrytsyna)

Liputan6.com, Kyiv - Seorang bayi yang baru lahir tewas setelah serangan Rusia yang menghantam bangsal bersalin di wilayah Zaporizhzhia selatan, Ukraina.

Wilayah ini merupakan area yang diklaim Moskow lewat aturan aneksasinya, kata layanan darurat Ukraina, dikutip dari laman Straits Times, Rabu (23/11/2022).

Serangan roket di wilayah yang terdapat rumah sakit setempat ini berisi gedung bangsal berlantai dua.

Mereka menambahkan bahwa ada "seorang wanita yang sedang melahirkan dengan bayi yang baru lahir, serta seorang dokter" di dalam gedung tersebut.

"Akibat penyerangan, seorang bayi yang lahir pada tahun 2022 meninggal, wanita dan dokter tersebut berhasil diselamatkan dari reruntuhan,” kata tim penyelamat, menambahkan bahwa menurut informasi awal, tidak ada orang lain yang terperangkap di bawah reruntuhan.

Layanan darurat mengunggah video penyelamat yang bekerja untuk membebaskan seorang pria di reruntuhan bangsal bersalin yang tampaknya hancur.

Presiden Volodymyr Zelensky pada hari Rabu menuduh Rusia membawa "teror dan pembunuhan" ke Ukraina setelah serangan tersebut.

Semenanjung Krimea Diserang Pesawat Tak Berawak, Moskow Bersiaga

Sementara itu, semenanjung Krimea yang dianeksasi Rusia dari Ukraina menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak pada Selasa 22 November 2022, kata pihak berwenang di Kremlin, menambahkan bahwa pasukan Moskow telah di sana untuk siaga.

Serangan itu terjadi ketika Kyiv mengklaim kemenangan teritorial lainnya dan hanya beberapa hari setelah Moskow mengatakan akan memperkuat posisinya di semenanjung Krimea.

2 dari 4 halaman

Moskow Mencaplok Krimea pada 2014

Seorang pria yang terluka menerima perawatan medis di lokasi serangan rudal Rusia di Kiev, Ukraina, Senin (10/10/2022). Sebelum serangan udara di Kiev, jembatan yang menghubungkan Krimea ke Rusia terbakar pada Sabtu pagi dan menyebabkan lalu lintas terhenti. (AP Photo/Efrem Lukatsky)

"Ada serangan dengan drone," kata gubernur wilayah administrasi Sevastopol di Krimea, Mikhail Razvozhayev, melalui Telegram.

"Pasukan pertahanan udara kita sedang bekerja sekarang," demikian dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (23/11/2022).

Dia mengatakan, dua drone "telah ditembak jatuh".

Razvozhayev mengatakan, tidak ada infrastruktur sipil yang rusak dan meminta warga untuk "tetap tenang".

Moskow mencaplok Krimea pada 2014 setelah demonstrasi pro-demokrasi nasional yang menyebabkan penggulingan presiden Ukraina yang bersahabat dengan Kremlin.dicaplok.

Ada beberapa ledakan di atau dekat instalasi militer Rusia di Krimea sejak Februari, termasuk serangan pesawat tak berawak terkoordinasi di pelabuhan utama angkatan laut Rusia di Sevastopol pada Oktober 2022.

Pekan lalu gubernur wilayah yang berpihak pada Moskow, Sergei Aksyonov, mengatakan pihak berwenang telah memperkuat posisi di semenanjung.

Ukraina mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya telah merebut kembali hampir seluruh wilayah semenanjung yang terisolasi di lepas pantai Laut Hitam, tempat pertempuran sedang berlangsung.

"Kami memulihkan kontrol penuh atas wilayah tersebut. Kami memiliki tiga permukiman tersisa di Kinburn Split untuk secara resmi tidak lagi menjadi wilayah perang," kata gubernur wilayah Mykolaiv Vitaly Kim di media sosial.

Perpecahan di wilayah selatan yang menjorok ke Laut Hitam itu terbagi dua: di barat, sebagai bagian dari wilayah Mykolaiv dan ke timur sebagai bagian dari wilayah Kherson.

3 dari 4 halaman

Sekjen NATO: Membela Ukraina Sama dengan Mempertahankan Demokrasi

Selat Kerch, Laut Azov, Semenanjung Krimea (AP PHOTO)

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg meminta anggota NATO meningkatkan dukungan militer ke Ukraina. Hal tersebut, kata Stoltenberg, untuk memastikan hasil terbaik bagi negara itu sebagai "negara yang berdaulat, independen, dan demokratis di Eropa."

"Kita perlu menyadari bahwa perang ini kemungkinan besar akan berakhir pada tahap tertentu – di meja perundingan. Tetapi kita juga tahu bahwa hasil dari negosiasi itu sepenuhnya bergantung pada kekuatan di medan perang," kata Stoltenberg, pada Senin (21/11), dalam pertemuan Majelis Parlemen NATO di Madrid. Aliansi ini, imbuhnya, harus menginvestasikan lebih banyak uang untuk membela Ukraina.

Ia mencatat bahwa membela Ukraina adalah mempertahankan demokrasi. “Jika kita membiarkan Presiden Rusia Vladimir Putin menang, kita semua harus menanggung risiko yang jauh lebih tinggi. Rezim otoriter di seluruh dunia akan belajar bahwa mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan dengan kekerasan.”

Stoltenberg menambahkan bahwa pada akhir tahun, NATO akan mengeluarkan lebih dari $350 miliar ekstra untuk sektor pertahanan sejak 2014, dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (22/11/2022).

NATO, katanya, harus meningkatkan infrastruktur militer di Eropa dan menuntaskan proses masuknya Finlandia dan Swedia ke dalam aliansi itu.

Stoltenberg memuji kemajuan militer Ukraina melawan Rusia. Tetapi, ia memperingatkan bahwa adalah kesalahan jika sejumlah pihak saat ini mulai meremehkan kekuatan militer Federasi Rusia.

4 dari 4 halaman

Dukungan NATO untuk Ukraina

Presiden AS, Joe Biden berbicara dengan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak saat Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mendengarkan selama pertemuan darurat para pemimpin G7 dan NATO di Bali, Rabu (16/11/2022). Joe Biden melangsungkan pertemuan dengan beberapa pemimpin negara membahas serangan rudal Rusia di wilayah Polandia. (Doug Mills/The New York Times via AP, Pool)

Berbicara kepada majelis itu melalui video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menekankan pentingnya dukungan militer dan keuangan NATO bagi Ukraina dan mendesak aliansi untuk menyambut Ukraina ke dalam Uni Eropa dan NATO. Presiden Ukraina mendesak anggota NATO untuk menjamin perlindungan fasilitas nuklir dari "sabotase Rusia."

Rusia dan Ukraina pada Senin saling tuding atas setidaknya selusin ledakan yang terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang telah berada di bawah kendali Rusia tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Dalam pernyataan pada Senin, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengonfirmasi bahwa tidak ada masalah keselamatan atau keamanan nuklir di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia di Ukraina. Peralatan utama tetap utuh meskipun terjadi penembakan besar-besaran di fasilitas tersebut selama akhir pekan yang menyebabkan kerusakan luas, kata pengawas atom PBB setelah para ahlinya mengunjungi lokasi tersebut.

Infografis Presiden Ukraina Geram Ditolak NATO (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya