PKS dan Demokrat Saling Adu Sikut Demi Jadi Pendamping Anies Baswedan

PKS, Demokrat, serta NasDem masih belum resmi mengumumkan membentuk koalisi di Pemilu 2024.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Okt 2022, 16:05 WIB
Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu (tengah) di kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Kamis (22/4/2021). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta PKS, Demokrat, serta NasDem masih belum resmi mengumumkan membentuk koalisi di Pemilu 2024.

Meski demikian, partai pimpinan Ahmad Syaikhu dan Agus Harimurti Yudhoyono sudah saling adu sikut agar bisa mendampingi Anies Baswedan.

Demokrat merasa percaya diri bisa mendampingi Anies, setelah melihat elektabilitas partainya di survei Litbang Kompas.

"Dengan makin meningkatnya elektabilitas ketiga parpol di koalisi perubahan dan perbaikan, peluang Demokrat dan PKS menempatkan kader terbaiknya sebagai Cawapres bisa dikatakan telah mendekati kepastian," ujar Deputi Analisa Data dan Informasi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution kepada wartawan, Selasa (25/10/2022).

Dia menuturkan, Demokrat mendorong Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres Anies. Begitu juga PKS yang mendorong Ahmad Heryawan.

"Demokrat tentu saja mengusulkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pendamping yang pas untuk Anies. Begitu pun dengan PKS tentu berhak mengajukan kader terbaiknya sebagai Cawapres. Kita mendengar ada mantan gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan termasuk yang diusulkan," ujarnya.

Melihat hasil Litbang Kompas, Demokrat pede Anies dapat memenangkan Pemilu 2024. Sebab elektabilitas partai yang berpotensi mengusungnya sedang naik.

Justru partai koalisi pemerintah mengalami penurunan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang deklarasi koalisi lebih awal bernasib sama. Sementara koalisi Gerindra-PKB hanya menguntungkan Prabowo Subianto.

"Sehingga, Capres dan Cawapres yang didukung Demokrat, Nasdem dan PKS berpeluang memenangkan Pilpres 2024 dengan besarnya perolehan suara koalisi ditambah dukungan suara publik yang menginginkan arus perubahan," jelasnya.

 


PKS Punya Jagoan Sendiri

Sementara, Partai Kebangkitan Bangsa (PKS) meyakini bahwa calon presiden (capres) yang diusung Partai NasDem Anies Baswedan, bakal memilih Mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilu 2024.

"Pede lah, sama-sama gubernur," kata Juru Bicara DPP PKS Ahmad Mabruri, saat dikonfirmasi, Selasa (25/10/2022).

Kendati demikian, perihal keputusan cawapres akan dibahas dengan calon mitra koalisi yakni Partai NasDem dan Partai Demokrat.

"Santai saja, Pilpres masih 16 bulan lagi. Yang penting semua happy, Jangan pada kelahi," tegasnya.

 


Terserah Anies

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengatakan kewenangan untuk memilih siapa calon wakil presiden (cawapres) berada ditangan Anies Baswedan.

Sebab, Partai NasDem sebagai partai yang mengusung Anies, sudah memberikan sepenuhnya hak kepada Anies untuk menentukan sosok yang tepat dampingi dirinya di Pilpres 2024.

"Kalau NasDem itu (keputusan sosok cawapres) kan sudah memberikan kewenangan itu kepada Pak Anies," kata Ahmad Ali, saat dihubungi, Selasa (25/10/2022).

Lebih lanjut, Ahmad Ali mengungkapkan, proses negosiasi antara NasDem, PKS dan Demokrat untuk menentukan sosok cawapres, menjunjung tinggi kesetaraan.

Agar koalisi yang terbentuk nanti dan pasangan yang akan diusung mampu memberikan kemenangan pada Pemilu 2024.

"Sejak awal bahwa NasDem ingin membangun koalisi yang setara dalam artian bahwa tidak ada partai yang diuntungkan dan dirugikan di dalam koalisi. Tidak ada partai yang mengatur partai yang lainnya. Tidak ada partai yang merasa memiliki hak dari yang lain, artinya berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Kalau kemudian mempermasalahkan partainya menjadi syarat untuk dia berkoalisi kan berarti tidak berkoalisi," ungkapnya.

Reporter: Ahda Bayhaqi, Alma Fikhasari/Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya