Presiden Xi Jinping Sebut Ratu Elizabeth II Berjasa pada Hubungan Inggris - China

Presiden China Xi Jinping menganggap Ratu Elizabeth II semasa hidupnya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan hubungan Inggris dengan China.

oleh Liputan6.comHariz Barak diperbarui 10 Sep 2022, 14:00 WIB
Pangeran Charles dan Ratu Elizabeth II (Yui Mok/PA via AP, File)

Liputan6.com, Beijing - Presiden China Xi Jinping menganggap Ratu Elizabeth II semasa hidupnya memberikan kontribusi yang cukup besar dalam meningkatkan hubungan Inggris dengan China.

Penilaian itu diungkapkan Presiden Xi saat ia menyampaikan ucapan duka cita, Jumat, atas meninggalnya Ratu Elizabeth II dalam usia 98 tahun pada Kamis (8/9) waktu Inggris.

"Ucapan duka cita tersebut telah disampaikan Presiden Xi Jinping kepada Raja Charles III," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Mao Ning di Beijing, Jumat sore, dikutip dari Antara, Sabtu (10/9/2022).

"Dia adalah pemimpin Inggris pertama yang mengunjungi China. Dia juga menerima kunjungan kenegaraan sejumlah pemimpin China," kata Mao tentang Ratu Elizabeth.

Selanjutnya, China menyebutkan akan meningkatkan kerja sama di berbagai bidang dengan keluarga Kerajaan Inggris.

Presiden Xi juga menyatakan kesediaannya bekerja sama dengan Raja Charles III dalam memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Ratu Elizabeth II berkuasa selama tujuh dekade.

Dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II, putra sulungnya Pangeran Charles yang telah berusia 73 tahun secara otomatis menjadi Raja Inggris Raya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 4 halaman

Akan Naik Takhta, Mampukah Raja Charles III Raih Dukungan Publik?

Ratu Elizabeth II. (Dok. Premier League)

Pangeran Charles telah mempersiapkan diri untuk naik takhta sepanjang hidupnya. Kini dalam usia 73 tahun, momentum itu akhirnya tiba.

Charles, orang tertua yang pernah naik takhta di Inggris, menjadi Raja Charles III pada hari Kamis setelah kematian ibunya, Ratu Elizabeth II.

Belum ada tanggal yang ditetapkan untuk upacara penobatannya, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (10/9/2022).

Charles adalah pewaris takhta pertama yang tidak dididik di tanah air, yang pertama yang mendapatkan gelar perguruan tinggi, yang pertama tumbuh dalam sorotan media yang semakin intensif ketika penghormatan pada bangsawan memudar.

Charles juga menjauhkan diri dari publik pasca perceraiannya dengan Putri Diana yang sangat dicintai masyarakat. Banyak orang mempertanyakan kelayakannya untuk naik takhta.

 

3 dari 4 halaman

Merajut Kisah Dongeng dengan Diana

Dalam foto file September 1960 ini memperlihatkan Ratu Elizabeth Inggris, Pangeran Philip dan anak-anak mereka, Pangeran Charles (kanan), Putri Anne dan Pangeran Andrew, berpose untuk foto di halaman Kastil Balmoral, di Skotlandia. (AP Photo/File)

Pangeran Charles Philip Arthur George lahir pada 14 November 1948 di Istana Buckhingham. Ketika ibunya naik takhta pada 1952, pangeran berusia tiga tahun itu menjadi Duke of Cornwall. Ia menjadi Pangeran Wales pada usia 20 tahun.

Masa-masa sekolahnya tidak bahagia. Calon raja ini kerap diolok-olok teman sekelasnya di Gordonstoun, sebuah sekolah asrama Skotlandia di mana ayahnya, Philip, dididik. Charles kemudian belajar sejarah di Universitas Cambridge Trinity College, di mana pada tahun 1970 ia menjadi bangsawan Inggris pertama yang mendapat gelar sarjana.

Selama tujuh tahun ia berlatih sebagai pilot Royal Air Force, sebelum bergabung dengan Royal Navy di mana ia belajar menerbangkan helikopter. Dia mengakhiri karir militernya sebagai komandan kapal penyapu ranjau HMS Bronington pada 1976.

4 dari 4 halaman

Simak infografis berikut:

Infografis Ratu Inggris Elizabeth II Meninggal Dunia. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya