Bola Ganjil: Rekor Minor di Final Kompetisi Eropa, Jurgen Klopp Takluk 2 Kali di Liga Champions

Liverpool harus mengakui kembali keunggulan Real Madrid pada final Liga Champions 2021/2022. The Reds takluk 0-1 di Stade de France.

oleh Harley Ikhsan diperbarui 07 Sep 2022, 00:30 WIB
Kembali dari ruang ganti, Jurgen Klopp berusaha melakukan perubahan unuk memecah kebuntuan Liverpool. (AFP/Oli Scarff)

Liputan6.com, Jakarta - Liverpool harus mengakui kembali keunggulan Real Madrid pada final Liga Champions 2021/2022. The Reds takluk 0-1 di Stade de France.

Hasil ini mengulang pengalaman pahit empat tahun sebelumnya. Klub Merseyside tersebut juga menyerah di hadapan Los Blancos pada partai puncak. Kala itu mereka menyerah 1-3 pada pertandingan yang dikenang dengan blunder kiper Loris Karius.

Hasil di Paris merupakan pengalaman pahit bagi The Reds, yang juga berdampak buruk bagi manajer Jurgen Klopp. Pasalnya, rekor sosok asal Jerman itu memiliki rasio kemenangan sangat kecil di final kompetisi Eropa.

Klopp hanya sekali meraih kemenangan dalam empat percobaan. Satu-satunya kesuksesan terjadi pada laga puncak 2018/2019 kala Mohamed Salah dan kawan-kawan membungkam Tottenham Hotspur.

Sementara kekalahan selain dua hasil minor kontra Real Madrid terjadi di final Liga Europa 2015/2016. Kala itu Liverpool dikalahkan Sevilla 1-3.

Klopp pun memiliki rasio sukses 25 persen. Dia unggul tipis atas Marcello Lippi yang memiliki 20 persen. Menorehkan rekor itu seluruhnya bersama Juventus, Lippi menyerah di final Liga Champions 1996/1997, 1997/1998, 2002/2003) dan Piala UEFA (1994/1995).

Sosok legendaris Italia itu mencatat satu-satunya kesuksesan pada Liga Champions 1995/1996.

 

2 dari 3 halaman

Rekor 0-3

Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, menyapa suporter saat perpisahan di Stadion Emirates (6/5/2018). Selama 22 tahun membesut Arsenal, Wenger telah mempersembahkan 17 gelar dan 704 Kemenangan. (AFP/Adrian Dennis)

Setidaknya Klopp dan Lippi sudah pernah mencicipi kesuksesan. Ada beberapa nakhoda yang gagal membawa pulang trofi setelah masuk final lebih dari sekali.

Arsene Wenger dan Hector Cuper jadi yang paling sial. Keduanya selalu takluk dalam tiga penampilan di final.

Bersama AS Monaco, Wenger dikalahkan Werder Bremen pada laga puncak Piala Winners 1992. Sosok berkebangsaan Prancis ini juga menyerah bersama Arsenal di partai pamungkas Piala UEFA 2000 kontra Galatasaray dan Liga Champions 2006 versus Barcelona.

Cuper tumbang secara beruntun bersama Valencia di final Liga Champions 2000 (vs Real Madrid) dan 2001 (vs Bayern Munchen). Sebelumnya dia dikalahkan Lazio 1-2 pada penentuan gelar Piala Winners 1999 kala masih menangani Real Mallorca.

 

3 dari 3 halaman

Nihil Gelar di 2 Percobaan

Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri melihat pemainnya berlatih di tempat latihan Continassa di Turin, Italia (28/9/2021). Juventus akan bertanding melawan Chelsea pada grup H Liga Champions di stadion Juventus. (AFP/Marco Bertorello)

Di luar Wenger dan Cuper, ada sejumlah manajer yang kalah di final kompetisi Eropa pada dua kesempatan. Beberapa nama familiar, yang lainnya tidak.

Mereka adalah Albert Batteaux (Reims, Piala Champions 1956 dan 1959), Scot Symon (Glasgow Rangers, Piala Winners 1961 dan1967), Cestmir Vycpalek (Juventus, Piala Fairs 1971 dan Piala Champions 1973), dan Georg Kessler (AZ Alkmaar, Piala UEFA 1981; Koln, Piala UEFA 1986).

Selanjutnya Otto Baric (Rapid Vienna, Piala Winners 1985; Salzburg Piala UEFA 1994), Roy Hodgson (Inter Milan, Piala UEFA 1997; Fulham, Liga Europa 2010), Jorge Jesus (Benfica, Liga Europa 2013 dan 2014), serta Massimiliano Allegri (Juventus, Liga Champions 2015 dan 2017).

Infografis Hadiah Champions (Liputan6.com/Trie yas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya