Hujan Deras Landa Korea Selatan, Seoul dan Sejumlah Wilayah Sekitarnya Banjir

Hujan mengguyur wilayah tengah Korea Selatan, termasuk wilayah ibu kota, pada Senin (8/8) kata Badan Cuaca di Seoul.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 08 Agu 2022, 21:52 WIB
Ilustrasi bendera Korea Selatan (unsplash)

Liputan6.com, Seoul - Hujan mengguyur wilayah tengah Korea Selatan, termasuk wilayah ibu kota, pada Senin (8/8) kata Badan Cuaca di Seoul.

Akibat curah hujan tinggi, sejumlah wilayah dilanda banjir. Rumah, gedung, dan properti lainnya tergenang air hingga 170 milimeter.

Administrasi Meteorologi Korea (KMA) mengeluarkan peringatan hujan lebat di pagi hari di seluruh ibu kota dan kota pelabuhan barat Incheon serta bagian utara Provinsi Gyeonggi yang mengelilingi Seoul dan Provinsi Gangwon utara.

Peringatan tersebut dikeluarkan ketika curah hujan diprediksi melebihi 60 milimeter dalam rentang tiga jam atau 110 mm dalam 12 jam, seperti dikutip dari laman en.yna.co.kr, Senin (8/8/2022).

Di Yeoncheon, 62 kilometer utara Seoul, hujan turun pada pukul tiga sore waktu setempat. Serta banjir dengan ketinggian 87,9 mm di Incheon, kata KMA.

Di Seoul, curah hujan mengakibatkan banjir setinggi 60 mm, sedangkan curah hujan 78,5 mm di Cheorwon, dan sekitar 71 di timur laut Seoul.

Hujan deras melanda Seoul terutama di sore hari, menyebabkan banjir dan pemadaman listrik di beberapa daerah.

Sementara itu, penduduk di daerah dataran rendah mengungsi untuk alasan keselamatan. Bagian dari jalur kereta bawah tanah terpaksa berhenti akibat banjir.

Pada pukul 9 malam waktu setempat, beberapa toko di terminal bus ekspres di distrik Gangnam Seoul selatan juga ikut terendam air.

Tidak ada korban yang dilaporkan di daerah tersebut, tetapi kerusakan properti terjadi.

Pihak berwenang juga menerima banyak laporan tentang kendaraan dan lahan pertanian yang terendam, kerusakan jalan dan pohon tumbang juga dilaporkan dari daerah yang terkena hujan deras.

Badan cuaca di Seoul sebelumnya mengatakan wilayah tengah negara di Korsel dan Provinsi Gyeonggi utara diperkirakan akan mengalami hujan deras yang dikombinasikan dengan angin kencang, guntur dan kilat karena benturan massa udara dingin dan hangat menghasilkan front stasioner.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Banjir Tahun 2020

Banjir bandang hingga longsor terjadi di Kota Anseong, Korea Selatan usai hujan deras pada Minggu, 2 Agustus 2020. (Hong Ki-won/YONHAP via AP)

Sebanyak 2.500 warga Korea Selatan dari berbagai daerah terpaksa mengungsi akibat banjir. Bencana itu disebabkan hujan deras yang intens dalam sepekan terakhir yang juga membuat ribuan bangunan rusak.

Dilaporkan Yonhap, Jumat (7/8/2020),  warga yang mengungsi yakni 748 orang di provinsi Chungcheong Selatan, 628 orang di provinsi Gangwon, 479 orang di provonsi Gyeonggi, tiga di provinsi Gyeongsang Utara.

Di Seoul, ada enam orang yang mengungsi akibat banjir.

Banjir ini telah merenggut nyawa 10 orang dan 17 orang menghilang. Bangunan yang rusak tercatat ada 6.162 yang terdiri atas 3.297 rumah dan fasilitas peternakan, sisanya adalah properti umum.

Badan penanggulangan bencana di Korea Selatan berkata sebanyak 4.085 bangunan sudah diperbaiki, namun hujan deras mempersulit perbaikan.

Pada Kamis kemarin, beberapa ruas jalan raya di Seoul ditutup secara parsial. Sebagian besar jalan tersebut sudah beroperasi pada Jumat pagi ini.

Pemerintah juga mengeluarkan peringatan banjir dari Sungai Han. Peringatan banjir itu adalah yang pertama dalam sembilan tahun terakhir.

Hujan deras diperkirkan akan terus turun pada akhir pekan ini di seluruh Korea Selatan. Beberapa prakiraan cuaca menyebut curah hijan mencapai 300 mm.

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Ada Longsor

Sebuah taman di samping sungai Han terendam banjir menyusul hujan lebat di Seoul (11/8/2020). Musim hujan Korea Selatan, yang dimulai pada 24 Juni, menyamai rekor sebelumnya 49 hari yang ditetapkan pada 2013, kata Badan Meteorologi Korea. (AFP/Jung Yeon-je)

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan pada hari Minggu mengatakan bahwa hujan deras telah menyebabkan tanah longsor di puluhan tempat dan membanjiri daerah perumahan dan jalan.

Banyak kerusakan terjadi di wilayah metropolitan Seoul dan wilayah tengah negara itu.

Menurut laporan DW pada Senin lalu, setidaknya 5 orang dilaporkan telah ditemukan tewas, sementara sekitar 8 lainnya tampaknya telah hilang dalam kejadian tersebut.

Di antara korban meninggal terdapat di antaranya adalah seorang wanita yang diyakini telah tewas dalam ledakan gas setelah tanah longsor menyelimuti kandang sapi, dan seorang pria yang meninggal ketika sebuah peternakan ayam ditelan lumpur.

Tiga orang dari keluarga yang sama - seorang wanita, anak perempuan dan menantunya - termasuk di antara mereka yang hilang setelah hujan lebat menelan mereka di provinsi Danyang. 

 

4 dari 4 halaman

Layanan Transportasi Terganggu

Logo Seoul hampir tenggelam akibat hujan lebat di taman dekat Sungai Han, Seoul, Korea Selatan, Kamis (6/8/2020). Hujan lebat terus mengguyur Korea Selatan, mendorong pihak berwenang untuk menutup sebagian jalan raya dan mengeluarkan peringatan banjir. (AP Photo/Lee Jin-man)

Sebagai dampak dari kejadian tersebut, layanan kereta api terganggu pada tiga jalur kereta yang berjalan di bagian tengah dan timur negara itu. 

Beberapa jalan juga harus ditutup karena tanah longsor.

Pada hari Minggu sore, peringatan hujan lebat dikeluarkan untuk Seoul dan Provinsi Gyeonggi, dengan hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Senin pagi.

Sekitar 360 orang dilaporkan telah kehilangan tempat tinggal pada hari Minggu sore.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya