Arogansi Bikin Susah Diri Sendiri dan Orang Lain, Pengemudi Harus Paham Ini

Kasus arogansi di jalan kembali terjadi. Kali ini, seorang pengemudi mobil berpelat nomor RFH melakukan pemukulan terhadap pengendara lain di jalan tol Gatot Subroto

oleh Arief Aszhari diperbarui 06 Jun 2022, 16:04 WIB
Pemukulan Justin Frederick oleh pengemudi pelat RFH di Jalan Tol. Dok: Instagram @merekamjakarta

Liputan6.com, Jakarta - Kasus arogansi yang dilakukan pengendara mobil di jalan umum kembali terjadi. Kali ini melibatkan seorang pengemudi mobil berpelat nomor RFH yang melakukan pemukulan terhadap pengendara lain di jalan tol Gatot Subroto, Tebet arah Cawang, Jakarta.

Dalam video yang viral di media sosial, terlihat tiga orang yang tengah adu mulut di jalan bebas hambatan tersebut. Kemudian, salah seorang langsung memukul korban hingga tersungkur.

Pukulan melayang beberapa kali di kepala dan wajah, bahkan pelaku yang menggunakan jas merah tersebut mendorong dan menarik lawannya hingga terjatuh.

Saat ini, pelaku pemukulan yaitu Faisal Marasabessy (FM) telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilakukan penahanan. FM sendiri merupakan anak dari Ketua Pemuda Bravo 5, Ali Fanser.  

Berkaca dari kasus arogansi tersebut, penting memang untuk mengetahui apa yang disebut road rage atau perilaku agresif atau arogan yang ditunjukkan oleh pengendara kepada pengguna jalan lainnya.

"Perilaku ini termasuk penghinaan kasar dan verbal, berteriak, ancaman fisik atau perilaku mengemudi berbahaya yang ditargetkan kepada pengemudi lain, pejalan kaki atau pengguna jalan lainnya dalam upaya untuk mengintimidasi atau melepaskan kekesalan atau ketidaksukaan," jelas Jusri Pulubuhu, Praktisi Road Safety & Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Senin (6/6/2022).

Sementara itu, Jusri menjabarkan, pemicu pengemudi bersikap agresif ini, antara lain berhubungan dengan kekuasaan (pejabat atau ormas dan atau instansi hukum), seperti TNI dan Polri. Kemudian, merupakan rombongan, seperti komunitas mobil atau motor, fans club, pengiring mobil jenazah, atau pemerintah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Penyebab dan Tips Meredam Arogansi

Selain itu, arogansi juga bisa dikarenakan membawa senjata, dimensi kendaraan lebih besar, atau kendaraan yang dikemudikan merupakan mobil mahal dan mewah.

Sedangkan penyebab sikap arogansi sendiri, adalah kesadaran aturan hukum dan tata tertib berlalu lintas di jalan yang lemah, kesadaran berbagi (empati) yang lemah, serta penegakan hukum paska kejadian yang kurang tegas (Law Enforcement).

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan, untuk menghindari sikap arogansi tersebut, yaitu sediakan waktu untuk setiap perjalanan, sehingga tidak dalam tekanan waktu saat mengemudi.

Rencanakan rute perjalanan, hindari rute-rute macet ataupun tempat-tempat yang dikenal sebagai area kejahatan.

Kemudian, tertib berlalu lintas, antisipasi segala kemungkinan terburuk (Jaga Jarak), dan mengalah kepada pengguna jalan yang agresif (jika terjadi insiden, kedua belah pihak yang terlibat akan rugi).

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya