3 Strategi Brand Kecantikan Mewah Bersaing dengan Merek Lokal Indonesia

Kendati bersaing, brand kecantikan mewah ini mengatakan pihaknya sangat mendukung merek lokal Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 15 Apr 2022, 12:03 WIB
YSL Beauty sebagai salah satu brand kecantikan mewah yang memasarkan produknya di Indonesia. (dok. YSL Beauty)

Liputan6.com, Jakarta - Seiring lebih banyak orang familiar dengan ragam produk kecantikan, pemain dalam sektor ini jadi menjamur bukan main. Selain sederet brand kecantikan mewah, termasuk dari L’Oreal Luxe Division, yang namanya sudah dikenal di berbagai negara, Indonesia juga punya tidak sedikit merek lokal dengan penawaran produk tidak kalah unik.

Melihat fenomena ini, General Manager L’Oreal Luxe Division Indonesia Caroline Foo, mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung merek kecantikan lokal. Keberadaan mereka, menurutnya, sekaligus menunjukkan potensi pasar produk kecantikan yang besar di Indonesia.

"Saya sangat menghormati mereka (merek kecantikan lokal)," katanya dalam media group interview di bilangan Jakarta Pusat, Selasa, 12 April 2022. Dalam strategi pemasaran, mereka pun menyiapkan sederet pembeda dari merek kecantikan lokal.

Caroline mengatakan, ini dilakukannya melalui produk yang dibuat berdasarkan sains. Ia berkata, "Kualitas dan inovasi produk jadi sesuatu yang selalu kami banggakan. Selain, kami juga berpegang teguh pada prinsip berkelanjutan, baik dalam praktik bisnis maupun meramu produk."

L’Oreal Luxe Division di Indonesia, menurutnya, telah patuh pada prinsip nol limbah. Ia mencontohkan, "Staging misalnya seperti dalam momen Ramadan seperti sekarang. Setelah dipakai, itu tidak berakir di tempat pembuangan akhir (TPA). Kami daur ulang."

Kemudian, mereka juga berinovasi melalui beauty tech. "Itu keahlian kami, dan bisa saya katakan, jadi sesuatu yang sulit untuk ditiru," ia mengatakan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Memahami Kebutuhan Konsumen Lokal

General Manager L’Oreal Luxe Division Indonesia Caroline Foo menjelaskan pemanfaatan teknologi dalam rekomendasi perawatan kulit di outlet Kiehl's Senayan City Jakarta, 12 April 2022. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Lebih lanjut Caroline berkata, "Jadi, kami punya produk yang efektif, berkelanjutan, dan didukung teknologi. Advisor (kecantikan di outlet maupun secara online) telah bersama kami untuk waktu yang lama dan kami meningkatkan kemampuan mereka. Mereka menjalani pelatihan, pergi ke bengkel perawatan kulit, sampai punya kemampuan untuk mendukung layanan personalisasi sesuai kebutuhan kulit setiap pelanggan."

Ia mengatakan, memahami kebutuhan konsumen lokal sangatlah penting. "Produk kami sudah dites pada kulit orang Asia. Ada satu titik di mana kami menguji produk pada kulit orang asia. Dengan kata lain, kami sudah secara sadar memastikan (produk kecantikan) handal untuk kulit orang Asia," tuturnya.

"Cara konsumen menemukan, mencoba, dan membeli produk sekarang berbeda. Perubahannya lebih dramatis 2--3 tahun ke belakang daripada selama 40 tahun L'Oreal hadir di Indonesia," katanya. "Itu sebabnya kami berusaha tetap relevan dengan terus berpegang teguh pada inovasi produk dan membuat rangkaian pengalaman berbelanja lebih berkesan."

3 dari 4 halaman

Personalisasi Produk Kecantikan

YSL memanfaatkan teknologi Urban Skin Check dan Virtual Try On untuk merekomendasikan produk skincare maupun makeup yang paling sesuai kondisi kulit. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Menjaga tetap relevan dengan para pelanggan, termasuk di Indonesia, ini dilakukan dengan menitikberatkan pada personalisasi produk sesuai kebutuhan dan masalah kulit setiap konsumen yang bisa jadi berbeda antara satu dengan yang lain. Dalam praktiknya, mereka mengawinkan teknologi dengan inovasi produk kecantikan berbasis sains untuk menghadirkan perawatan kulit terbaik.

Setidaknya ada tiga merek dari L’Oreal Luxe Division di Indonesia yang sudah memanfaatkan alat tersebut, baik secara offline di sejumlah gerai maupun bisa diakses secara virtual. Mereka adalah Kiehl's, YSL Beauty, dan Lancome.

Caroline mengatakan, "Kita sama-sama tahu bahwa kecantikan lebih dari sekedar visual. Itu memungkinkan kita jadi diri kita yang apa adanya, memungkinkan kita jadi siapa yang kita inginkan, dan memberi kepercayaan diri untuk menjalin hubungan dengan siapapun."

Berlandaskan semangat inklusifitas itu, pihaknya percaya bahwa teknologi bisa melengkapi pengalaman berbelanja lebih berkesan dan terpersonalisasi. Ia juga mengatakan bahwa beda merek, beda juga teknologinya.

4 dari 4 halaman

Contoh Beauty Tech

Lancome memanfaatkan teknologi Youth Finder untuk merekomendasikan perawatan kulit pada pelanggan. (Liputan6.com/Asnida Riani)

Youth Finder, misalnya, yang merupakan alat diagnosa dari Lancome untuk menganalisa kulit hingga lapisan paling dalam. Dengan microscopic 30 kali magnification, pelanggan dapat mengetahui enam parameter penting pada kulit.

Dalam daftarnya termasuk hydration, wrinkles, firmness, texture, dark spots, dan redness. Hasil analisa kulit ini keluar dalam waktu lima menit dan memberi rekomendasi perawatan kulit yang sesuai dengan hasil analisa kondisi kulit konsumen.

Youth Finder saat ini tersedia di butik Lancome di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Seperti dua merek di atas, Anda tidak perlu reservasi lebih dulu untuk menikmati layanan ini.

Untuk menggunakan beauty tech yang tersedia, pelanggan tidak diharuskan melakukan pembelanjaan terlebih dahulu atau jadi anggota. Teknologi ini tersedia gratis dan dapat digunakan seluruh pelanggan di Indonesia.

"Ini hanya langkah awal dari pemanfaatkan beauty tech oleh L'Oreal. Anda bisa mengantisipasi lebih banyak beauty tech dari kami ke depannya. Yang paling dekat, pada semester dua tahun ini, akan ada sesuatu yang sangat menarik dari YSL Beauty," Caroline menyebutkan.

Infografis Sampah Kemasan Produk Kecantikan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya