2 Tahun Sepi, Warga Tempilang Babel Gelar Lagi Perang Ketupat Sambut Ramadan

Tradisi perang ketupat sambut Ramadan warga Desa Tempilang kembali digelar usai dua tahun berturut-turut ditiadakan karena pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2022, 10:52 WIB
Ilustrasi ketupat./Copyright shutterstock.com/g/fiatrockss

Liputan6.com, Bangka Barat - Warga di Desa Tempilang, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, kembali menggelar perang ketupat menyambut datangnya Ramadan. Tradisi ini kembali digelar usai dua tahun berturut-turut ditiadakan karena pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah tahun ini perang ketupat kembali digelar setelah dua tahun tradisi warga daerah ini tertunda karena Covid-19," kata Wakil Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Abdul Fatah, saat membuka acara perang ketupat di Tempilang, Senin (28/3/2022).

Fatah mengemukakan pentingnya peran para generasi muda dalam upaya pelestarian budaya daerah, termasuk tradisi menyambut Ramadan dengan perang ketupat.

"Penting bagi generasi muda untuk ikut serta melestarikan budaya agar perang ketupat ini dapat dikenal di tingkat global," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Terhindar dari Hal Buruk

Sementara itu, Bupati Bangka Barat Sukirman menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi, perusahaan, dan perorangan yang membantu penyelenggaraan perang ketupat.

"Tanpa adanya dukungan moril dan materiil ini, perang ketupat belum tentu dapat terlaksana," katanya.

Ketua Adat Tempilang Keman mengatakan bahwa selain untuk menyambut Ramadan, tradisi perang ketupat dilaksanakan untuk memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar warga Tempilang dihindarkan dari bahaya dan hal-hal yang buruk.

"Perang ketupat ini bertujuan agar kampung menjadi aman dan terhindar dari hal-hal buruk," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya