Krisis Rusia-Ukraina, Komisi I Ingatkan Pemerintah Perkuat Investasi Pertahanan

Dalam konteks krisis Rusia-Ukraina, anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono menekankan, Indonesia memiliki tanggungjawab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Feb 2022, 12:58 WIB
Asap mengepul dari pangkalan pertahanan udara setelah serangan Rusia di Mariupol, Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022 akibat serangan Rusia. (AP/Evgeniy Maloletka)

Liputan6.com, Jakarta Agresi militer Rusia ke Ukraina menjadi perang pertama antar negara di Tahun 2022. Anggota Komisi I DPR RI Dave Laksono menyatakan, krisis Rusia dan Ukraina harus menjadi pelajaran bagi pemerintah Indonesia di bidang penguatan pertahanan.

"Harus menjadi perhatian. Sehingga pemerintah saya rasa ini adalah kesempatan untuk pemerintah agar lebih meningkatkan investasinya di bidang pertahanan," kata Dave Laksono dalam keterangannya, Jumat (25/2/2022).

"Apakah itu jumlah prajuritnya, modernisasi peralatan, dan juga meningkatkan sumber daya prajurit kita dengan pelatihan, menjalin kerja sama militer dengan negara-negara lain, dan memastikan tidak ada, jangan sampai ada kebocoran dengan kedaulatan kita," sambung Dave.

Politikus Golkar ini menyatakan, selama ini anggaran militer RI trennya memang meningkat, akan tetapi jika dilihat dari kebutuhan dan kondisi dunia saat ini, pertahanan RI masih jauh dari kriteria memadai.

"Misalnya, jumlah pesawat tempur kita, kapal tempur kita, peralatan tempur kita, sistem komunikasi kita, satelit kita, itu masih jauh dari kemampuan yang memadai. Hal inilah yang harus menjadi perhatian dari pemerintah; memastikan bahwa militer kita itu sanggup dan siaga untuk menghadapi segala macam ancaman. Kita juga harus melihat ke depan soal pengembangan teknologi militer kita," tegasnya.

2 dari 2 halaman

Indonesia Suarakan Agresi Militer

Prajurit ikut serta dalam latihan taktis dan khusus bersama Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Garda Nasional Ukraina, dan Kementerian Darurat di kota hantu Pripyat, dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl pada 4 Februari 2022. (Sergei Supinsky /AFP)

Lebih lanjut, dalam konteks krisis Rusia-Ukraina, Dave menekankan, Indonesia juga memiliki tanggungjawab sebagai bagian dari penjaga keamanan dunia. Yakni dengan terus menyuarakan agar agresi militer dihentikan dan mengembalikan kedaulatan rakyat Ukraina.

"Indonesia juga harus menggunakan forum-forum internasional dengan jalur diplomasi agar pertempuran Rusia-Ukraina bisa segera selesai. Indonesia juga harus mawas diri kita harus lihat akankah ada negara lain yang bisa melakukan hal yang sama," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya