Syarat Sertifikat Vaksin Covid-19 untuk Pembeli Minyak Goreng Bikin Warga Makin Susah

Pembelian minyak goreng satu harga dengan syarat kepemilikan sertifikat vaksin Covid-19 mendapat banyak penolakan warga, termasuk di Gorontalo.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 24 Feb 2022, 03:00 WIB
Salah satu supermarket di Kabupaten Gorontalo yang memberlakukan aturan khusus yang ingin mendapatkan minyak goreng satu harga (Arfandi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Gorontalo - Pembelian minyak goreng satu harga dengan syarat kepemilikan sertifikat vaksin Covid-19 mendapat banyak penolakan warga, termasuk di Gorontalo. Bahkan anggota DPRD Kota Gorontalo Muksin Brekat, meminta agar pembelian minyak goreng tidak dikait-kaitkan dengan kepemilikan kartu vaksin.

Muksin mengatakan, minyak goreng merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat. Saat ini masyarakat sudah susah mencari keberadaan minyak goreng, jangan ditambah dengan syarat yang bermacam-macam.

"Harapan saya tidak ada syarat seperti itu. Karena masyarakat saat ini sudah susah mendapatkan minyak goreng," kata Muksin.

Dirinya memastikan Komisi B DPRD Kota Gorontalo akan melakukan pengawasan langsung ke lapangan untuk meninjau apakah masih ada ritel, supermarket, hingga pasar tradisional yang memberlakukan syarat itu.

Menurutnya, jika ditemukan ada ritel yang memberlakukan itu, maka akan dilakukan tindakan tegas. DPRD tidak akan segan-segan memberikan rekomendasi ke Pemerintah Kota Gorontalo untuk mencabut usahanya.

“Jadi hati-hati, jangan sampai kami temukan hal seperti itu,” tuturnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Sudah Sebulan

Marta, seorang warga Gorontalo mengaku masih susah mendapatkan minyak Goreng kemasan satu harga. "Walaupun syaratnya harus punya kartu vaksin kami bisa. Terpenting bagi kami stok ada dan harganya relatif murah," kata Marta.

Kondisi kelangkaan minyak goreng di Gorontalo, katanya, sudah dirasakannya sebulan terakhir. Bahkan dirinya harus keliling menyusuri Kota Gorontalo untuk mencari minyak goreng kemasan.

"Sudah hampir sebulan saya setiap pagi harus memburu ritel penjual minyak goreng, jika beruntung pasti dapat yang satu harga," tuturnya.

"Tapi kalau terlambat, terpaksa harus datang ke pasar tradisional membeli minyak goreng curah yang harganya cenderung mahal," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya