BEI Gembok Sementara Perdagangan Saham SUPR

BEI suspensi saham SUPR dilakukan di pasar regular dan pasar tunai untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Feb 2022, 09:14 WIB
Karyawan melihat layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan perdagangan (suspensi) PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) pada perdagangan Senin (21/2/2022).

Mengutip keterbukaan informasi BEI, suspensi saham SUPR dilakukan dalam rangka cooling down sehubungan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham SUPR.

Suspensi saham SUPR dilakukan di pasar regular dan pasar tunai untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham SUPR.

"Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan,” tulis manajemen perseroan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Gerak Saham SUPR

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 18 Februari 2022, saham SUPR melonjak 19,95 persen ke posisi Rp 49.300 per saham. Saham SUPR berada di level tertinggi 49.300. Total volume perdagangan 210 dan nilai transaksi Rp 10,3 juta. Total frekuensi perdagangan tiga kali.

Sepanjang 2022, saham SUPR sudah melonjak 218,58 persen ke posisi Rp 49.300 per saham. Saham SUPR berada di level tertinggi 49.300 dan terendah 15.600. Total volume perdagangan 67.505.488. Nilai transaksi Rp 1,1 triliun dengan frekuensi perdagangan 82 kali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya