Epidemiolog Sebut Vaksinasi dan Disiplin 5M Masih Efektif Hadang Omicron

Di tengah peningkatan kasus COVID-19 yang didominasi varian Omicron, masyarakat diimbau untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2022, 08:00 WIB
Seorang anak kenakan masker dengan latar belakang mural Indonesia Bisa Stop Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah peningkatan kasus COVID-19, masyarakat diimbau untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan serta melengkapi vaksinasi. Dua hal ini masih efektif dalam menghadang COVID-19 yang didominasi varian Omicron seperti disampaikan epidemiolog Dicky Budiman.

"Meningkatkan imunitas sebagai upaya mencegah penularan COVID-19, termasuk omicron. Kita masih bisa mengandalkan dari vaksinasi, tapi harus disertai dengan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan)," kata Dicky.

Saat ini dunia telah melacak empat subvarian omicron, yakni BA.1, BA.1.1, BA.2, dan BA.3. Dari empat versi itu, kata Dicky, subvarian BA.2 yang lebih menular daripada BA.1.

Ia juga mengatakan pengetatan pintu masuk negara hingga pengetatan antarwilayah di dalam negeri juga penting dilakukan untuk mempersempit ruang gerak virus agar tidak menyebar.

"Untuk mencegah setiap apapun itu varian COVID-19, prinsipnya sama, yakni menerapkan pengetatan pintu masuk negara hingga antarwilayah. Kita harus bisa mempersempit ruang virus agar tidak menyebar," kata Dicky yang juga peneliti Global Health Security di Center for Environment and Population Health, Griffith University, Australia itu mengutip Antara..

2 dari 3 halaman

Vaksinasi Terbukti Kurangi Risiko Kesakitan COVID-19

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga saat vaksinasi keliling di Kebon Kacang, Jakarta, Jumat (9/7/2021). Mobil vaksin COVID-19 keliling diluncurkan guna mempercepat pencapaian target vaksinasi COVID-19 untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementeria Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa vaksinasi terbukti mengurangi risiko kesakitan dan kematian akibat terinfeksi COVID-19. 

Pasien yang memiliki komorbiditas dan belum mendapat vaksinasi lengkap adalah korban terbesar dari COVID-19. Maka dari itu, Nadia mengatakan pemerintah terus berjuang keras untuk mencegah lebih banyak lagi korban yang terjadi, salah satunya dengan mendorong vaksinasi.

Hingga Minggu 20 Februari 2022 pukul 18.00 WIB, 189.658.351 penduduk (91,07 persen) telah mendapat vaksin COVID-19 dosis 1, dan 140.311.077 penduduk (67,37 persen) telah mendapat vaksinasi dosis 2. Sementara itu, yang sudah mendapatkan dosis ketiga (booster) sampai saat ini sudah 8.459.050 penduduk (4,06 persen).

3 dari 3 halaman

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19.

Infografis Anak Muda Sayangi Lansia, Ayo Temani Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya