Pengembangan UMKM Perlu Didukung Penguatan Basis Data

Penguatan basis data UMKM menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses oleh UMKM.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Feb 2022, 18:30 WIB
KKI 2018 kembali diselenggarakan oleh Bank Indonesia untuk mengembangkan UMKM di Indonesia agar siap masuk ke pasar global.

Liputan6.com, Jakarta Penguatan basis data UMKM menjadi salah satu kunci dalam mengembangkan produk dan layanan keuangan yang mudah diakses oleh UMKM.

Hal ini akan memperkuat sektor UMKM sekaligus meningkatkan inklusivitas keuangan karena terbukanya pilihan-pilihan produk dan layanan keuangan bagi UMKM.

Demikian mengemuka dalam pertemuan 1st Plenary Meeting of Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) yang diselenggarakan oleh Presidensi G20 Indonesia jalur keuangan (Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan) secara virtual pada 3-4 Februari 2022.

"Pertemuan ini membahas Agenda Prioritas G20 Presidensi Indonesia 2022 khususnya terkait dengan peran digitalisasi dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan dan pengembangan UMKM," kata Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (5/2/2022).

Presidensi Indonesia bersama Italia dan Rusia yang diwujudkan dalam fungsi co-chairs GPFI yang memandu jalannya pertemuan.

Agenda GPFI 2022 difokuskan untuk mendorong digitalisasi dalam mendukung peningkatan pendapatan UMKM dan kelompok masyarakat rentan, serta untuk memperkenalkan inovasidigital dan harmonisasi data.

Pada diskusi mengenai pembiayaan UMKM, mengemuka usulankerangka analisis (regulatory diagnostic toolkit) terhadap Layanan Keuangan Digital.

Kerangka analisis ini bertujuan untuk memperkuat akses UMKM terhadap inovasi produk dan layanan keuangan digital serta menentukan strategi yang tepat untuk memperkuat perolehan data daninformasi mengenai UMKM.

Dalam pertemuan ini juga dibahas pentingnya identifikasi pendekatan dan metode yang paling efisien untuk melakukan harmonisasi data. Secara umumseluruh anggota GPFI sepakat bahwa harmonisasi data sangat penting untuk pengembangan inklusi keuangan digital dan juga diyakini dapat diperluas tidak hanya untuk anggota G20, tetapi juga negara lainnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Inklusi Keuangan Digital

Pengunjung melihat produk-produk UMKM dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Center, Jumat (20/7). Untuk ketiga kalinya, Bank Indonesia (BI) menyelenggarakan Pameran Kerajinan UMKM Binaan BI. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam pertemuan GPFI juga dibahas topik mengenai inklusi keuangan digital dan perlindungankonsumen dalam mendukung inklusi keuangan.

Untuk mendorong inklusi keuangan digital,implementasi Framework G20 High Level Principles on Digital Financial Inclusion diharapkandapat diperluas, tidak hanya fokus pada negara-negara G20 namun juga negara-negara lainnya.

Selain itu, turut mengemuka diskusi mengenai perlunya dilakukan review 10 tahunan terhadapG20 High-Level Principles on Financial Consumer Protection.

Program kerja GPFI di bawah kepemimpinan Presidensi Indonesia 2022 selaras dengan G20Financial Inclusion Action Plan 2020 yang mencakup empat produk (deliverables) utama, yaitu

(i) implementasi kerangka kerja 2016 High Level Principles on Digital Financial Inclusion,

(ii) stocktaking report mengenai produk keuangan dan jasa untuk UMKM selain produk pinjaman,

(iii) regulatory diagnostic toolkit untuk penguatan akses UMKM terhadap inovasi jasa keuangandigital, dan

(iv) harmonisasi data UMKM. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya