Relokasi PKL Malioboro, Pemda DIY Perlu Siapkan Program

PKL Malioboro sudah direlokasi ke lokasi baru di teras 1 dan teras 2. Namun relokasi harusnya memiliki program kesinambungan demi perekonomian para pkl.

oleh Yanuar H diperbarui 05 Feb 2022, 22:00 WIB
PKL Malioboro panen saat libur panjang (Liputan6.com / Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Relokasi  pedagang kaki lima (PKL) Malioboro ke tempat baru menurut Sosiolog dari UGM, Wahyu Kustiningsih harus memperhatikan keberlangsungan sosial ekonomi PKL. Pemda DIY  harus menyiapkan program pascarelokasi PKL dari kawasan Malioboro yang mampu memberikan jaminan sosial ekonomi PKL.

“Perlu dipertimbangkan  oleh pemerintah pasca-relokasi tidak serta merta melepas. Namun diikuti pendampingan atau program yang membuat PKL membuat kondisi sosial ekonomi PKL tetap berjalan,” tuturnya, Kamis  3 Februari 2022.

Menurut Kustiningsih relokasi PKL Malioboro bukan sekedar memindahkan ke lokasi lain, tapi di lokasi baru itu apakah memiliki risiko konflik.

Sebab dampak terburuk dari relokasi bagi PKL adalah turunnya pendapatan ditambah saat ini masih pandemi. Apabila situasi ini tidak teratasi maka risiko munculnya tindakan negatif atau kriminal tinggi.

“Dengan relokasi apakah wisatawan akan berkunjung ke sana ini perlu dipertimbangkan,” ucapnya.

Dosen Departemen Sosiologi FISIPOL UGM ini menegaskan perlu dan pentingnya Pemda DIY mengembangkan program-program yang bisa  menjamin PKL setelah relokasi dari Malioboro. Misalnya, dengan menjadikan ruang yang ditempati PKL saat ini sebagai ikon baru dari kota Yogyakarta yang dapat menarik wisatawan.

“Jadikan ruang baru ini sebagai ikon baru sehingga wisatawan akan merasa tidak lengkap jika ke Jogja tidak berkunjung ke tempat ini,” terangnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya