Ilmuwan: Pemerataan Distribusi Vaksin COVID-19 di Dunia Gagal, Picu Omicron

Sekelompok 300 ilmuwan mengatakan kegagalan negara-negara kaya untuk memberikan akses ke vaksin COVID-19 kepada negara-negara lain sebagai "pendekatan kesehatan masyarakat yang ceroboh."

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jan 2022, 16:54 WIB
Seorang anak laki-laki disuntik vaksin COVID-19 di sebuah lokasi dekat Johannesburg, Rabu (8/12/2021). Kasus Omicron telah dikonfirmasi setidaknya di sembilan negara Afrika, dengan Afrika Selatan tetap menjadi episenter awal ditemukannya varian baru tersebut. (AP Photo/Denis Farrell)

Liputan6.com, London - Sekelompok 300 ilmuwan mengatakan kegagalan negara-negara kaya untuk memberikan akses ke vaksin COVID-19 kepada negara-negara lain sebagai "pendekatan kesehatan masyarakat yang ceroboh."

Dikatakan, hal itu menyebabkan kondisi yang memungkinkan kemunculan berbagai varian, seperti Omicron yang sangat menular, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (30/1/2022).

Harian The Telegraph melaporkan bahwa dalam sepucuk surat kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, para ilmuwan itu mengatakan rakyat Inggris dan Dinas Kesehatan Nasional terkena risiko karena kebijakan vaksinasi global Inggris.

Reuters melaporkan bahwa surat itu mendesak Inggris untuk mendukung dikecualikannya hak-hak atas kekayaan intelektual bagi vaksin, tes dan pengobatan COVID-19.

Menurut The Telegraph, para ilmuwan yang menandatangani surat itu termasuk seorang pemenang hadiah Nobel dan mantan kepala eksekutif Dinas Kesehatan Nasional.

Tiga miliar orang di seluruh dunia masih belum divaksin.

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 di Dunia 30 Januari 2022

Vaksin COVID-19 yang kedaluwarsa sedang dihancurkan di Abuja, Nigeria, Rabu (22/12/2021). Para pejabat kesehatan di negara terpadat di Afrika tidak punya banyak pilihan setelah menerima sumbangan dosis vaksin yang waktu penyimpanannya tidak panjang. (AP Photo/Olamikan Gbemiga)

Kasus COVID-19 di dunia sedang melonjak tinggi di awal 2022. Hingga Minggu (30/1/2022), ada 81,7 juta kasus baru virus corona dalam 28 hari terakhir.

Angka itu berasal dari data terkini Johns Hopkins University. Berikut lima negara dengan kasus baru COVID-19 terbanyak selama periode 28 hari terakhir:

1. Amerika Serikat: 19,2 juta kasus

2. Prancis: 8,5 juta

3. India: 5,9 juta

4. Italia: 4,5 juta

5. Spanyol: 3,4 juta

Di Asia Tenggara, Filipina masih berada di urutan pertama dengan kasus baru mencapai 667 ribu dalam 28 hari terakhir. Selanjutnya, ada Vietnam dengan 486 ribu kasus.

Kasus baru di Israel juga tinggi, yakni mencapai 1,3 juta kasus, meski sebelumnya tingkat vaksinasi Israel sempat dipuji.

Total dosis vaksin yang telah disalurkan di dunia mencapai 9,9 miliar dosis. Sementara, angka kematian dalam 28 hari terakhir mencapai 211 ribu.

Selengkapnya...

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya