Bursa Saham Asia Melambung Jelang Akhir Pekan

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 28 Januari 2022 meski wall street bergejolak.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Jan 2022, 09:17 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia-Pasifik menguat pada perdagangan Jumat pagi (28/1/2022) tersengat gejolak Wall Street pada Kamis malam, 27 Januari 2022 karena reaksi investor atas pengumuman data PDB AS dan pernyataan dari the Federal Reserve AS.

Indeks Nikkei 225 naik 0,56 persen pada awal perdagangan usai anjlok 3 persen pada Kamis, 27 Januari 2022. Indeks Topix juga meningkat 0,7 persen. Sayangnya indeks saham Kospi Korea Selatan justru merosot 0,6 persen.

Pasar Australia terlihat menghijau di awal perdagangan. Indeks ASX 200 Australia meroket 0,23 persen. Pasar Taiwan belum membuka perdagangan karena libur. Menurut rencana, Hong Kong akan merilis data Pendapatan domestik Bruto (PDB) kuartal IV pada Jumat sore ini.

Sementara itu, bursa Amerika Serikat (AS) di Wall Street bergejolak. Lantaran respons dari investor atas berita dari The Fed.

Reaksi ini juga didorong laporan Produk Domestik Bruto (PDB) terbaru negara paman Sam serta rilis pendapatan emiten. PDB AS tumbuh 6,9 persen pada kuartal IV 2021 YoY. Angka ini melampaui ekspektasi  para analis meski terjadi pula lonjakan kasus varian omicron.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq menelusuri kembali kenaikan sebelumnya untuk ditutup lebih rendah. Indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan dengan penyusutan 0,5 persen menjadi 4.326,51. Indeks Nasdaq Composite yang berfokus pada teknologi kehilangan 1,4 persen ke level 13.352,78.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 600 poin selama setengah hari perdagangan. Namun, indeks Dow Jones berakhir di posisi 34.160,78. Ketiga indeks dengan kuat berada di wilayah negatif sepanjang bulan ini.

Harga emas anjlok ke level terendah dua minggu di kisaran USD 1.790,20 pada per Kamis, 27 Januari 2022. Kemerosotan terjadi karena dolar AS menguat menyusul tanda-tanda The Fed segera menaikkan suku bunga, Reuters melaporkan. Sejak itu pulih dan terakhir diperdagangkan pada USD 1.795 di Asia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Harga Minyak dan Dolar AS

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Harga minyak jatuh dari level tertinggi selama tujuh tahun minggu ini. meskipun begitu, harganya masih relatif tinggi karena kekhawatiran pasokan energi di Eropa dari Rusia dapat terganggu.

Di tempat lain, Kremlin mengatakan pandangan Rusia tidak diperhitungkan dalam proposal keamanan AS. Ketegangan antara kedua belah pihak meningkat imbas kehadiran pasukan militer Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.

Harga minyak mentah berjangka AS tumbuh 0,6 persen selama jam perdagangan Asia menjadi USD 87,14.

Indeks dolar AS dengan perbandingan mata uang acuan global lainnya diperdagangkan di posisi 97,255.

Sementara itu, yen Jepang diperdagangkan pada 115,40 per dolar AS. Sedangkan dolar Australia berpindah tangan karena penurunan menjadi USSD 0,7028 dari USD 0,7031.

 

Reporter: Ayesha Puri

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya