Bauran Energi Terbarukan Lambat di 2021, Ini Alasannya

Banyak alasan kenapa EBT tidak tercapai sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jan 2022, 14:20 WIB
PLN siap memimpin transisi energi melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam sektor ketenagalistrikan di Indonesia. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mematok target bauran energi baru terbarukan (EBT) mencapai 23 persen pada 2025. Namun, realisasinya sejauh ini baru mencapai 11,5 persen hingga 2021. Angka ini cuma naik 0,3 persen dari tahun sebelumnya.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan, pencapaian bauran energi di 2021 masih jauh dari target karena ada beberapa alasan. Salah satunya adalah kondisi pandemi Covid-19.

"Beberapa proyek delay, tidak terjadi di 2021, misalkan untuk panas bumi terjadi juga demikian. Untuk beberapa PLTA juga seperti itu," kata Dadan dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).

Banyak alasan kenapa EBT tidak tercapai sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pada tahun ini porsi bauran EBT sendiri ditargetkan sebesar 15,7 persen dari RUEN.

"Basis pertama adalah RUEN memang di desain dengan pertumbuhan energi cukup tinggi, sehingga konsumsi pertambahan nya itu, kenaikannya itu jauh lebih tinggi dari apa yang terjadi sekarang ini yang membuat presentase dari capaian EBT ini masih di bawah target," kata dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Program B40 Siap Uji Jalan Februari 2022

Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 12 Tahun 2017 membuat peluang investari Energi Baru dan Terbarukan (EBT) semakin terbuka lebar.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) siap memulai langkah program mandatori biodiesel 30 (B30) menjadi B40 pada awal 2022 ini.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana menyampaikan, pihaknya sudah menyelesaikan kegiatan pengujian di lab untuk pemanfaatan biodiesel B40 sejak 2021 dan tahun sebelumnya.

Sehingga Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM sudah punya perkiraan, spesifikasi apa saja yang diperlukan untuk pemanfaatan biodiesel 40 persen dicampur dengan biosolar.

"Tahun ini atau di awal-awal tahun ini, mudah-mudahan Februari, kita akan memulai kegiatan uji jalan untuk pemanfaatan B40," ujar Dadan dalam sesi teleconference, Senin (17/1/2022).

Untuk kepastian di lapangan, Kementerian ESDM juga sudah mendapat dukungan dari Gaikindo, BPPT, Kementerian Perindustrian, Aprobi, BPDP Sawit, dan tentunya juga PT Pertamina (Persero).

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya