Rahasia PAD Wisata Gunungkidul 2021 Surplus dari Target Meski Dikepung Covid-19

Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) di sektor wisata selama libut Natal dan Tahun Baru melebihi target yang direncanakan. Perolehan tersebut secara otomatis mengdongkrak capain wisata sepanjang tahun 2021.

oleh Hendro diperbarui 05 Jan 2022, 20:00 WIB
Kawasan Pantai Saat libur Natal dan Tahun Baru dipadati pengunjung, sehingga mampu mencapai target PAD yang telah ditetapkan Daerah.

Liputan6.com, Gunungkidul - Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta dapat bernapas lega. Pasalnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di sektor wisata selama libur Natal dan tahun baru melebihi target yang direncanakan. Perolehan tersebut secara otomatis mengdongkrak capaian wisata sepanjang tahun 2021.

Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Hary Sukmono menyampaikan sempat pesimis terkait dengan target capain PAD di sektor wisata pada 2021. hal ini disebabkan karena masih masa Pendemi Covid-19 dan masih lemahnya sektor perdagangan.

"Awalnya saya pesimis dengan capaian target, namun hingga pada Desember lalu saya lega dengan hasilnya," kata Hary.

Hary menyebut bahwa total pendapatan di sektor wisata pada akhir tahun 2021 mencapai Rp1,2 miliar, sehingga total PAD selama tahun 2021 mencapai RP12.544.846.646,38 dari target Rp12 miliar.

"Tercapai 104,6 persen atau lebih dari target, untuk angka kunjungan totalnya 1.760.349 orang di 2021," ujar Harry dihubungi pada Senin (03/01/2022).

Adapun selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) periode 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, Gunungkidul dikunjungi sebanyak 177.890 orang. Total pendapatannya mencapai Rp1.262.375.700,00.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

2 dari 2 halaman

Kata Pelaku Wisata

Dispar Gunungkidul sebelumnya menargetkan 147.715 pengunjung selama libur Nataru, dengan perolehan PAD Rp1.124.235.500,00. Harry menyatakan bersyukur seluruh target bisa tercapai bahkan lebih.

"Apalagi saat ini masih dalam situasi pandemi yang terbilang sangat dinamis," katanya.

Terkait peredaran uang dan nilai ekonomi, Harry mengatakan belum bisa mengungkapkan secara rinci. Sebab hasil kajian baru akan terbit pada triwulan pertama 2022 ini.

Namun ia tetap yakin bahwa ada peningkatan terhadap pendapatan pelaku wisata. Sebab biasanya, tingkat kunjungan memiliki korelasi dengan peredaran uang untuk berbelanja.

"Semakin banyak pengunjungnya, pasti makin banyak yang berbelanja, hanya saja nominal pengeluaran per orang per harinya yang belum bisa dipastikan," jelas Harry.

Warsini, salah satu pedagang cinderamata di Pantai Kukup, Tanjungsari mengaku pendapatan dari penjualannya belum normal sepenuhnya. Ia menilai wisatawan lebih banyak memilih untuk menikmati liburan ketimbang berbelanja.

Meski demikian, ia tetap bersyukur lantaran masih tetap bisa berjualan. Apalagi di awal pandemi ia harus menutup usahanya sementara waktu lantaran wisata juga ditutup meski di masa liburan.

"Setidaknya tetap ada pengunjung meski belum normal seperti sebelum pandemi," kata Warsini pada wartawan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya