Menteri PPPA Sebut Kekerasan Terhadap Perempuan Alami Penurunan, Tapi Masih Memprihatinkan

Bintang mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan secara lintas sektor.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Des 2021, 05:30 WIB
Bintang Puspayoga Menteri PPPA. Foto: KemenPPPA.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga mengungkap terjadi penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak dibanding tahun 2016 lalu. Hal ini berdasarkan hasil Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) Tahun 2021.

Meski mengalami penurunan namun angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih memprihatinkan. 

"Meskipun data menggambarkan prevalensi kekerasan terhadap perempuan dan anak menurun, namun angkanya masih memprihatinkan. Artinya, kita tidak boleh berpuas hati dan berhenti di sini saja. Perjalanan kita masih panjang. Seharusnya tidak boleh ada satu pun anak dan perempuan yang mengalami kekerasan, apapun alasannya," ujar Menteri Bintang di Jakarta, Selasa (28/12/2021).

Bintang mengatakan selama ini pihaknya telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan yang dilakukan secara lintas sektor, mulai dari tingkat keluarga, masyarakat, pemerintah daerah serta Kementerian/Lembaga di tingkat pusat.

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh Kemen PPPA, diantaranya kampanye program Three Ends, Gerakan Bersama Stop Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) hingga pengembangan model Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).

Sementara Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengatakan persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan tanggung jawab banyak pihak, termasuk masyarakat.

 

2 dari 2 halaman

Penentu Kesejahteraan Bangsa

Menurutnya, keselamatan dan keamanan perempuan dan anak menentukan kesejahteraan serta kekuatan bangsa.

"Komitmen terhadap keselamatan bagi perempuan dan anak tertuang dalam program prioritas Pemerintah Indonesia Tahun 2020-2024, yaitu pentingnya peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda," katanya seperti dikutip dari Antara.

Ada dua indikator yang menjadi ukuran capaian dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yaitu prevalensi kekerasan terhadap perempuan setahun terakhir dan prevalensi anak yang pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya.

"Oleh karena itu, untuk melihat capaian dari program pemerintah, maka diperlukan indikator yang dapat menggambarkan progres peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda," tutur Margo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya