3 Tantangan Terbesar Garuda Indonesia dalam Proses Restrukturisasi

Terdapat tiga tantangan dalam proses restrukturisasi yang saat ini tengah dijalankan Garuda Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2021, 13:40 WIB
Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Indonesia (Persero) terus menjalankan aksi restrukturisasi guna menyehatkan perusahaan. Proses restrukturisasi ini memang tidak berjalan mulus. Garuda Indonesia harus melewati beberapa tantangan.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Garuda Indonesia Tbk Prasetio menjelaskan, terdapat tiga tantangan dalam proses restrukturisasi yang saat ini tengah dijalankan Garuda Indonesia.

Tantangan pertama adalah pengelolaan keuangan. Skema restrukturisasi yang ada perlu memperhatikan kondisi likuiditas Garuda. Serta menjaga keterbatasan ruang fiskal pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas Perseroan.

"Target kita adalah menyehatkan neraca keuangan kita di posisi level reliability yang sustainable, ini adalah tantangan kita hadapi di dalam pengelolaan keuangan," kata dia dalam konferensi pers, Senin (20/12/2021).

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Tantangan Kedua

Pesawat Garuda terparkir di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tantangan kedua berada di level operasional. Pada posisi ini, negosiasi degan lessor perlu dilakukan secara seksama guna memastikan operasional perusahaan dapat tetap terjaga dengan baik.

Dia mengatakan, level operasional akan berdampak terhadap tekanan keuangan. Di satu sisi, keterbatasan keuangan juga menyebabkan terganggunya sejumlah aspek operasi.

"Di mana alat produksi harus di maintenance harus disesuaikan dengan kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Tantangan Ketiga

Pesawat Garuda berada di landasan pacu Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Banten, Rabu (17/11/2021). Maskapai Garuda Indonesia akan menutup 97 rute penerbangannya secara bertahap hingga 2022 mendatang bersamaan dengan proses restrukturisasi yang tengah dilakukan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, tantangan ketiga adalah mengenai mekanisme legal. Menurutnya, mekanisme legal terbaik pada saat ini adalah bagaimana Perseroan menyelesaikan pemenuhan kewajiban keuangan melalui proses PKPU.

"Ini melalui suatu protokol PKPU di mana akan lindungi semua pihak dan menyelesaikan terbaik solusi antara kreditur/debitur dalam rangka mendukung Garuda," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya