Taliban Kuasai Afghanistan, Joe Biden Buka Suara Soal Penarikan Tentara AS

Presiden AS Joe Biden akhirnya buka suara tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Agu 2021, 14:44 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden (AP)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah membuka suara terkait penarikan warga dan pasukan AS dari Afghanistan.

Diketahui bahwa Afghanistan kini telah dikuasai oleh Taliban, termasuk Ibu Kota Kabul dan istana kepresidenannya - memicu kepanikan di antara warga, yang bergegas ke bandara dan berusaha untuk meninggalkan negara itu agar menghindari pengaruh kelompok militan.

"Saya berdiri tegak di belakang keputusan saya. Setelah 20 tahun, saya telah belajar dengan cara yang sulit bahwa tidak pernah ada waktu yang tepat untuk menarik pasukan AS," kata Biden dalam pidatonya yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, seperti dikutip dari AFP, Selasa (17/8/2021).

"Tanggung jawab ada di tangan saya," tutur Biden, ketika foto-foto terkait kericuhan beredar di media, di mana tentara AS berusaha melakukan evakuasi dari bandara sementara Taliban membanjiri wilayah ibu kota Afghanistan.

Biden juga mengatakan bahwa keputusannya menarik pasukan AS dari Afghanistan adalah untuk menghentikan perang yang telah berkembang jauh melampaui tujuan awalnya yang menghukum Taliban karena memiliki hubungan dengan Al-Qaeda setelah peristiwa 9/11.

"Misi kami di Afghanistan tidak pernah seharusnya membangun bangsa," ujarnya.

Biden juga berjanji meski pasukan AS sudah tak di Afghanistan, operasi anti-terorisme akan terus berlanjut.

Biden dalam kesempatan itu juga mengatakan "ribuan" warga AS dan warga Afghanistan yang telah bekerja dengan pasukan AS akan dievakuasi dalam beberapa hari mendatang.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Joe Biden Akui Terkejut dengan Serangan Mendadak Taliban di Afghanistan

Pejuang Taliban berjaga-jaga di sebuah pos pemeriksaan di Kota Kunduz, Afghanistan, Senin (9/8/2021). Taliban mengarahkan senjata mereka ke ibu kota provinsi setelah mengambil distrik demi distrik dan petak-petak tanah yang luas di sebagian besar pedesaan. (AP Photo/Abdullah Sahil)

"Kami memberi mereka setiap kesempatan untuk menentukan masa depan mereka sendiri. Kami tidak dapat memberi mereka keinginan untuk berjuang demi masa depan itu," kata Biden.

Biden juga mengakui ikut terkejut dengan terjadinya serangan mendadak dari Taliban.

"Serangan ini lebih cepat daripada yang kami perkirakan," ungkapnya.

Namun Biden juga memperingatkan akan memberikan tanggapan militer jika Taliban melancarkan serangan.

Meski menghadapi banyak kritik, Biden kembali menegaskan bahwa mengakhiri perang adalah yang terpenting.

"Pesaing strategis sejati kami, China dan Rusia, tentunya ingin Amerika Serikat terus menyalurkan miliaran dolar dalam sumber daya dan perhatian untuk menstabilkan Afghanistan tanpa batas waktu," katanya.

"Saya bertanya kepada kalian yang berpendapat bahwa tentara AS harus tetap berada di sana, berapa generasi anak perempuan dan laki-laki Amerika lagi yang akan dikirimkan untuk memerangi Afghanistan, perang saudara di Afghanistan, ketika pasukan Afghanistan sendiri tidak mau tersedia?," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya