Harga Emas Meroket Usai Inflasi AS Naik Sesuai Ekspektasi

Harga emas di pasar spot naik 1,4 persen menjadi USD 1.752,46 per ounce.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Agu 2021, 07:23 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas melonjak pada perdagangan Rabu setelah data harga konsumen AS yang jinak meredakan kekhawatiran bahwa Bank Sentra Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi dukungan ekonominya lebih cepat dari yang diharapkan.

Dikutip dari CNBC, Kamis (12/8/2021), harga emas di pasar spot naik 1,4 persen menjadi USD 1.752,46 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,2 persen pada USD 1.753,30.

Laporan pekerjaan AS yang kuat minggu lalu memukul emas dan mempertahankannya jauh di bawah angka kunci USD 1.800 karena investor khawatir The Fed akan segera melakukan pengurangan.

Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures di Chicago, Phillip Streible mengatakan, data pada hari Rabu menunjukkan indeks harga konsumen AS pada bulan Juli naik sesuai dengan ekspektasi, yang meredakan kekhawatiran tersebut dan mendukung harga emas.

“Angka inflasi yang sejalan membuat The Fed menggaruk-garuk kepala dan membuat mereka lebih pada tipe pendekatan menunggu dan melihat dan menafsirkan lebih banyak data," ungkap dia.

"Harga emas tidak akan kembali naik hingga USD 1.835, tetapi saya tidak berpikir bagian bawahnya akan turun," tambahnya.

Lebih lanjut mendorong harga emas, dolar turun dari level tertinggi dalam lebih dari empat bulan dan imbal hasil Treasury AS tergelincir, mengurangi biaya peluang memegang emas tanpa bunga.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Inflasi

Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) turun Rp 2.000 menjadi Rp 593 ribu per gram pada perdagangan hari ini, Jakarta, Selasa (15/11). Di awal pekan harga emas Antam ada di angka Rp 595 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kepala Pedagang di U.S. Global Investors, Michael Matousek, mencatat bahwa inflasi tetap pada level tertinggi 13 tahun pada basis tahunan pada bulan Juli, dan mengatakan inflasi yang terus-menerus dapat mendorong harga emas lebih tinggi bahkan dalam menghadapi kenaikan suku bunga.

“Awalnya ketika orang mendengar tentang kenaikan suku bunga, mereka tidak ingin memiliki emas karena mereka pikir itu akan menghentikan inflasi, tetapi inflasi seperti kereta barang, begitu berjalan, sangat sulit untuk membalikkannya.”

Di tempat lain, perak naik 1 persen menjadi USD 23,55 per ounce, platinum naik 2,5 persen menjadi USD 1.020,07, sementara paladium turun 0,3 persen menjadi USD 2.633,90.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya