Kata Sutiaji soal Angka Kematian Covid-19 Kota Malang yang Masih Tinggi

Sutiaji menyatakan, penilaian tersebut jangan hanya di lihat dari angka kematian saja. Namun berdasarkan Bed Occupancy Rate (BOR), termasuk Herd Immunity yang juga bisa menjadi penilaian.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Agu 2021, 12:21 WIB
Wali Kota Malang, Sutiaji bersama tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 di Malang (Rabu, 7 Juli 2021). Layanan IGD di seluruh rumah sakit rujukan pada telah over kapasitas pasien Covid-19 (Humas Pemkot Malang)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Malang Sutiaji mengakui angka kematian akibat Covid-19 di wilayahnya masih tinggi di Jawa Timur. Namun, jika dibandingkan dengan Surabaya, Malang lebih rendah.

Sutiaji menyatakan, penilaian tersebut jangan hanya di lihat dari angka kematian saja. Namun berdasarkan Bed Occupancy Rate (BOR), termasuk Herd Immunity yang juga bisa menjadi penilaian.

Dari 1.007 tempat tidur yang tersedia di seluruh Rumah Sakit (RS) Rujukan di Kota Malang, saat ini yang diisi oleh warga Malang hanya sekitar 300 pasien Covid-19 saja.

"Artinya, masih di bawah angka 50 persen. Jadi itu bukti bahwa tempat tidur yang disiapkan Fasyankes di Kota Malang di RS Rujukan itu bukan dihuni warga Kota Malang saja," ungkapnya.

Buktinya, dari pantauan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di IGD RS UMM, Senin (2/8/2021), tiga pasien Covid-19 yang ditanya pada saat itu, berasal dari luar daerah Kota Malang. Seperti dari Situbondo hingga Kediri.

"Dari sample itu membuktikan memang kalau lihat BOR Kota Malang, ini Kota besar, sama dengan Surabaya. Hanya saja di Surabaya BOR-nya luar biasa di sana. Ada RS Rujukan Provinsi banyak. Sehingga tidak bisa kita menyamakan hal ini dengan kota-kota besar. Sedangkan di RS, sebetulnya adalah kedudukannya di Malang. Akan tetapi pasien yang dari luar," jelasnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kematian Tinggi

Sutiaji menyebutkan bahwa, banyaknya warga isoman di Kota Malang, tidak semuanya terkonfirmasi positif Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah pusat tidak bisa melihat hanya dari sisi angka kematian saja.

"Orang Malang kan banyak yang isoman dan itu juga banyak menyumbang angka kematian Covid-19. Jadi kalau isoman itu, tidak semuanya terkonfirmasi positif Covid-19. Jadi jangan dilihat dari jumlah kematian, tapi pemakaman. Jumlah kematian itu juga sesuai dengan NAR, itu laporannya Dinkes Kota Malang," katanya. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang juga sebagai koordinator PPKM, Luhur Binsar Pandjaitan menyoroti wilayah Malang Raya, khususnya Kota Malang terkait tingginya positive rate dan angka kematian Covid-19 berdasarkan evaluasi PPKM Level 4.

Hal ini disebabkan, karena masih banyak warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Sehingga untuk penanganan secara intensif dirasa masih kurang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya