3 Lembaga Keuangan Keroyokan Danai Proyek PLTS Terapung Cirata

PLTS Terapung Cirata masuki babak baru.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 03 Agu 2021, 19:45 WIB
PLTS Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata masuki babak baru. Setelah deklarasikan penutupan pendanaan, pihak pengembang menargetkan operasi pada November 2022 mendatang.

PLTS Terapung Cirata akan kembangakan oleh perusahaan patungan PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi dengan kapasitas 145 Mega Watt AC (MWac) telah mengamankan pendanaan dari tiga pemasok internasional.

Tiga lembaga keuangan diantaranya adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale dan Standard Chartered Bank. Ketiganya akan menanggung 80 persen pembiayaan konstruksi PLTS Terapung Cirata.

“Sementara 20 persen lainnya akan ditanggung oleh modal sendiri dan dibagi antara PT PJBI dan Masdar,” kata Presiden Direktur PT PJBI, Amir Faisal dalam deklarasi Finansial Close, Selasa (3/8/2021).

Ia menambahkan besaran saham yang dibagi adalah 51 persen milik PT PJBI dan 49 persen lainnya dimiliki oleh Masdar asal Uni Emirat Arab.

Nilai keseluruhan proyek ini diperkirakan sejumlah USD 145 juta dengan asumsi perhitungan biaya pembangunan adalah sebesar USD I juta per 1 MWac.

Pembangunan ini awalnya diinisiasi kunjungan Presiden Joko Widodo ke Arab Saudi pada awal tahun 2020 lalu. Dengan mencapai tahapan penguncian pendanaan ini, konstruksi diproyeksikan akan dimulai dalam waktu dekat.

“COD (Commercial Operation Date) kita akan lakukan akhir tahun 2022, jadi lama proyek sekitar 18 bulan,” katanya.

Harapannya, setelah beroperasi optimal ini akan mampu menerangi 50 ribu rumah di daerah target. Selain itu, ini juga mampu menyerap potensi UMKM dari yang ada di lingkungan proyek PLTS Terapung Cirata.

 

2 dari 2 halaman

Kesempatan Investasi

PLTS Cirata, Purwakarta, Jawa Barat. (Foto: Pebrianto Eko/Liputan6.com)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT PLN, Zulkifli Zaini mengatakan langkah ini membuka kesempatan investasi dan kerja sama dengan perusahaan internasional.

“Hari ini telah sampai Finansial close, ini penting, ini menandakan pendanaan proyek telah mendapat dukungan dari perbankan internasional,” katanya dalam Deklarasi Finansial Close Proyek PLTS Cirata 145 MWac, Selasa (3/8/2021).

Melihat perkembangan hingga saat ini, Ia optimistis PLTS Terapung Cirata akan mulai beroperasi pada kuartal IV 2022 atau sekitar November. Ia menilai dengan pelaksanaan pembangunan akan jadi revolusi pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.

“Sampai semester I 2021 total kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) mencapai 13 persen, ini akan memberikan kontribusi EBT sekitar 0,2 persen,” katanya.

Dalam mengejar target penggunaan EBT 23 persen pada 2025 mendatang, kedepannya akan juga dilakukan pengembangan EBT lainnya, seperti pembangkit hidro, panas bumi, aneka energi, dan bio energi.

“Ini akan jadi pemicu, dengan tarif yang kompetitif, sebagai upaya PLN untuk menghadirkan energi bersih yang murah. Karena ada istilah Green yang ada di transformasi PLN,” katanya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya