Selain Menular Lebih Cepat, WHO Ungkap Kekhawatiran Lain soal Varian Delta

Varian Delta lebih cepat menular. Selain itu, masih bisa saja varian ini berubah yang membuat tingkat fatalitas terinfeksi COVID-19 meningkat.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Jul 2021, 09:32 WIB
Ilustrasi virus Corona, COVID-19 varian Delta (Photo by Martin Sanchez on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta World Health Organizatio (WHO) mengungkapkan kemungkinan penyebab varian Delta lebih menular dibanding varian lain. Nampaknya pada varian ini virus bisa menempel pada sel dengan mudahnya.

"Kita masih belum punya gambaran utuh," kata Pimpinan Teknis COVID-19 WHO yang juga epidemiolog penyakit menular, Maria Van Kerkhove.

"Pada beberapa varian, contohnya varian ini bisa menempel pada sel lebih cepat, lebih mudah kemudian orang itu terinfeksi. Ini yang membuat varian Delta lebih mudah menular," kata Maria dalam video yang diunggah WHO di Twitter ditulis Rabu, 28 Juli 2021.

Berdasarkan data dari dua negara, terjadi peningkatan jumlah orang yang masuk rumah sakit. Namun, ini tidak otomatis berarti bahwa varian Delta lebih membuat kondisi parah atau meningkatkan risiko kematian.

"Kami belum melihat varian Delta memiliki risiko fatalitas lebih tinggi," katanya.

Maria menekankan bahwa ini adalah kondisi yang terjadi sekarang. Perubahan karakter virus bisa terjadi sangat cepat.

"Dan, mungkin ada perubahan yang akan terjadi sehingga varian Delta membuat orang terinfeksi dengan kondisi lebih parah. Itu yang kami khawatirkan, perubahan itu," katanya tegas.

 

2 dari 3 halaman

Segera Turunkan Laju Penularan Kasus

Petugas medis melakukan tes usap antigen di pusat perbelanjaan kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (27/05/2021). Pasca libur lebaran, Forkopimda Kabupaten Bekasi melakukan swab tes antigen kepada sekitar 202 pedagang guna mencegah penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

 

Maria mengingatkan cara utama agar tidak muncul varian virus Corona yang bahaya dan mematikan adalah dengan menekan laju penularan.

"Solusinya adalah menurunkan angka penularan. Mencegah orang terinfeksi itu adalah poin pertama. Semakin virus ini bersirkulasi semakin dia berubah," jelas Maria.

Bisa saja Delta bukan variant of concern yang kita dengar terakhir kali. Bisa saja muncul ada varian lainnya jika virus ini sirkulasinya tinggi di masyarakat.

"Bukan menakut-nakuti, tapi agar kita tahu apa yang bisa kita lakukan."

Guna menekan penularan kasus, pemeriksaan masif perlu dilakukan sehingga bisa terjaring siapa saja yang positif kemudian menjalani isolasi.

Selain itu, vaksin yang ada sekarang masih bisa menghadang varian Delta. Vaksin yang ada, kata Maria, masih bisa menekan angka keparahan penyakit dan kematian.

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta.

Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Gejala Covid-19 Varian Alpha, Beta dan Delta. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya