Perdana Gapuraprima Ungkap Keuntungan Investasi Properti saat Pandemi COVID-19

Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA), Arvin F Iskandar menyebut terdapat tiga sentimen positif yang mampu mendorong kinerja di sektor properti.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 23 Jul 2021, 16:33 WIB
Sebuah maket perumahan di tampilkan di pameran properti di Jakarta, Kamis (8/9). Sepanjang semester I-2016, pertumbuhan KPR mencapai 8,0%, sehingga diperkirakan pertumbuhan KPR hingga semester I-2017 menjadi 11,7%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) optimistis ada perbaikan di sektor properti sepanjang 2021. Terlebih ada sejumlah insetif yang diberikan pemerintah untuk mendorong hal ini.

Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk, Arvin F Iskandar menyebut terdapat tiga sentimen positif yang mampu mendorong kinerja di sektor properti, salah satunya insentif relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

"Insentif ini diberikan atas penyerahan rumah tapak dan rumah susun yang ditanggung oleh pemerintah (DTP) selama 6 bulan untuk masa pajak Maret hingga Agustus 2021," katanya secara virtual, Jumat (23/7/2021).

Tak hanya itu, Arvin juga menyebut adanya kebijakan dari Bank Indonesia terkait penurunan suku bunga acuan BI 7-Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) menjadi 3,5 persen.

"Selama pandemi, BI sudah menurunkan suku bunga sebanyak 4 kali," tuturnya.

Sentimen terakhir ialah Down Payment Kredit Properti. Dalam hal ini BI menetapkan Loan to Value (LTV) dab Financing to Value (FTV) sebesar 100 persen untuk kredit properti.

"Artinya, seluruh kebutuhan dana dalam memperoleh kredit properti ditanggung oleh bank. Konsumen tidak perlu membayar uang muka," ujarnya.

Melihat hal ini, Arvin  optimistis sektor properti akan membaik pada 2021. Terlebih investasi di sektor ini memiliki beragam keunggulan bagi para investor.

"Keuntungan modal, keuntungan hasil investasi, investasi yang solid, jaminan yang solid, nilai yang terlindung dari risiko inflasi, dan menjadi sebuah prestise aset yang berharga," katanya.

2 dari 3 halaman

Gerak Saham GPRA

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 23 Juli 2021, saham GPRA stagnan di posisi Rp 61. Saham GPRA berada di posisi tertinggi Rp 62 dan terendah Rp 61. Total frekuensi perdagangan 48 kali dengan volume perdagangan 3.814. Nilai transaksi Rp 23,3 juta.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya