Cerita Perantau di Yogyakarta Diusir Saat Isoman Covid-19 di Kos

Pemilik kost mewajibkan semua yang terkonfirmasi positif Covid-19] untuk pulang ke keluarga masing-masing, dengan alasan lebih banyak yang memperhatikan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 17 Jul 2021, 19:33 WIB
Ilustrasi isolasi mandiri, isoman, COVID-19. (Photo by Dylan Ferreira on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya penambahan kasus baru Covid-19 membuat berbagai tempat isolasi penuh dan berujung tempat tinggal seperti rumah dan kosan menjadi satu-satunya solusi untuk mereka yang melakukan isolasi mandiri (isoman). 

Namun, tak selamanya pemilik kos atau kontrakan mau bersimpati kepada penderita Covid-19 dan membiarkan rumahnya sebagai tempat isoman. Seperti yang dialami Inaya, salah satu perantau di Yogyakarta.

Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, Ina yang terkonfirmasi positif Covid-19 harus keluar dari kosannya lantaran tak boleh isoman oleh pemilik kamar sewanya.

"Enggak diusir secara kasar, tapi enggak dibolehin di kosan untuk isoman," kata Ina saat dikonfirmasi, Sabtu (17/7/2021).

Larangan untuk tinggal di kosan membuat Ina yang seorang perantau bingung. Keluarganya jauh berada di luar kota, sehingga opsi untuk pulang ke rumah bukan jawabannya.

Namun, pemilik kos mewajibkan semua yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk pulang ke keluarga masing-masing, dengan alasan lebih banyak yang memperhatikan.

"Yang bikin bingung ada kalimat mewajibkan kembali ke keluarga, itu jadi dilema. Karena kalau positif kita enggak bisa melakukan perjalanan jauh apalagi ini PPKM. Jadi bingung sebagai anak rantau yang sendiri enggak punya keluarga di rantau," ucapnya.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Temukan Shelter untuk Isoman

Akhirnya Ina berinisiatif sendiri mencari shelter untuk pasien Covid-19. Lonjakan kasus membuat ia kesulitan mendapat tempat isolasi.

"Satu-satunya jalan ya cari shelter, cuma ternyata nyarinya enggak gampang," ucapnya.

Baik pemilik kosan maupun RT setempat tidak juga berupaya membantu mencarikan shelter untuk Ina. Untungnya, setelah berputar Jogja, ia mendapatkan shelter di salah satu Rusunawa.

"Kemarin saya cari shelter sendiri. Jadi bu kos terima beres. Saya keluar untuk isoman, kosan langsung disterilkan," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya