4 Jawaban PBNU soal Poster dan Polling Online Konvensi Capres NU 2024

Belum lama ini beredar poster dan poling online Sukseskan Konvensi Capres NU 2024.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 16:45 WIB
Kantor PBNU.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar poster dan polling online Sukseskan Konvensi Capres NU 2024 di media sosial. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj pun angkat bicara.

Said Aqil membantah isi poster tersebut. Dia menegaskan, NU tidaklah memiliki agenda politik praktis.

"Kita harus benar-benar paham jatidiri NU yang sebenarnya, (yaitu) tidak ada agenda politik praktis," ujar Said Aqil dikutip dari laman resmi NU Online www.nu.or.id, Minggu 6 Juni 2021.

Meski begitu, dia tetap meminta kepada Nahdliyin atau masyarakat NU untuk dapat memahami politik. Tujuannya, kata Said Aqil, agar warga NU tidak mudah terhasut dan termakan agenda-agenda politik.

"Kita harus paham politik. Nanti kalau tidak mengerti, bisa dimakan oleh politik. Ketua Umum PBNU harus mengerti politik walau pun tidak boleh berpolitik. Itu artinya kita harus sadar khittah Nahdliyah pertama didirikan oleh Mbah Hasyim (pada) 1926," papar Said Aqil.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Andi Najmi Fuaidi menegaskan, kabar bahwa pihaknya tengah melakukan persiapan untuk Pilpres 2024 dalam bentuk konvensi Capres NU 2024 adalah hoaks.

Berikut 4 pernyataan NU terkait beredarnya poster dan polling online Sukseskan Konvensi Capres NU 2024 dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Sebut Informasi Hoaks

Ilustrasi Hoaks. (Freepik)

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Wasekjen PBNU) Andi Najmi Fuaidi menyatakan, kabar bahwa pihaknya tengah melakukan persiapan untuk Pilpres 2024 dalam bentuk konvensi Capres NU 2024 adalah hoaks atau tidak benar.

Adapun kabar tersebut beredar di media sosial melalui bentuk poster.

"Itu hoaks," ujar Andi seperti dikutip dari dikutip dari laman resmi NU Online www.nu.or.id, Minggu 6 Juni 2021.

Dalam poster dan poling online tersebut terpampang 16 nama, yakni Said Aqil Siradj, Khofifah Indar Parawansa, Mahfud Md, Asad Said Ali, Yaqut Cholil Qoumas, dan Yenny Wahid.

Kemudian Ali Masykur Musa, Nasaruddin Umar, Yahya Cholil Staquf, Muhaimin Iskandar, Ida Fauziyah, Andi Jamaro Dulung, Wahiduddin Adams, Ahmad Muqoowam, Endi AJS, dan Johansyah.

Dalam poster itu juga disebutkan jika penyelenggara Konvensi Capres NU 2024 adalah tim sembilan. Andi Najmi memastikan tak ada tim sembilan yang dibentuk PBNU.

"Saya pastikan tidak ada tim sembilan dari PBNU untuk konvensi Capres NU 2024," jelas Andi.

 

3 dari 5 halaman

Pastikan NU Tak Punya Agenda Politik Praktis

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj (Liputan6.com/Johan Tallo)

Senada, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan, pihaknya tidak memiliki agenda politik praktis.

Pernyataan tersebut berkaitan dengan beredarnya poster dan poling online Sukseskan Konvensi Capres NU 2024.

"Kita harus benar-benar paham jatidiri NU yang sebenarnya, (yaitu) tidak ada agenda politik praktis," ujar Said Aqil dikutip dari laman resmi NU Online www.nu.or.id, Minggu 6 Juni 2021.

 

4 dari 5 halaman

Tetap Minta Nahdliyin Paham Politik

Ketum PBNU Said Aqil Siroj memberikan sambutan saat peluncuran Rumah Pangan Santri di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (3/10). PBNU dan Bulog meluncurkan Rumah Pangan Santri yang dapat diakses melalui aplikasi di ponsel pintar. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kemudian Said Aqil menyebut, meski tidak memiliki agenda politik praktis, tetapi Nahdliyin atau masyarakat NU diimbau memahami politik.

Hal tersebut, ditegaskan Said Aqil bertujuan agar warga NU tidak mudah terhasut dan termakan oleh agenda-agenda politik.

"Kita harus paham politik. Nanti kalau tidak mengerti, bisa dimakan oleh politik. Ketua Umum PBNU harus mengerti politik walau pun tidak boleh berpolitik. Itu artinya kita harus sadar khittah Nahdliyah pertama didirikan oleh Mbah Hasyim (pada) 1926," papar dia.

 

5 dari 5 halaman

Tak Larang Berpolitik

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, memberikan sambutan pada acara Multaqo Ulama, Habib dan Cendekiawan Muslim di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat (3/5/2019). Pertemuan tersebut mengajak umat Islam untuk membangun ukhuwah dan rekonsiliasi pasca Pemilu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Meski begitu, menurut Said Aqil, bukan berarti Nahdliyin dilarang untuk berpolitik.

Namun secara organisasi, NU harus menjaga jarak dengan partai politik dan berbagai aktivitas yang dilakukan partai politik. Tujuannya agar NU tidak digunakan untuk kepentingan politik praktis.

"Kita harus jaga jarak. Jangan sampai NU digunakan untuk kepentingan politik praktis. Bukan berarti tidak boleh berpolitik, bukan. Tetapi harus menjaga jarak dengan semua partai politik," tegas Said Aqil.

 

(Daffa Haiqal Nurfajri)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya