Gerakan Bangga Buatan Indonesia Mampu Bawa 3,7 Juta UMKM Go Digital

Program 2 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) go digital melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas pemerintah telah melampaui target.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2021, 17:30 WIB
Pemilik showroom dan bengkel Gitar "music666", Ridwan dan Rudi mendemonstrasikan gitar yang akan dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Rabu (22/7/2020). Pemerintah menargetkan 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini terhubung dengan platform digital (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Program 2 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) go digital melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas pemerintah telah melampaui target. Per akhir Desember 2020, jumlah UMKM yang memasuki ekosistem digital mencapai 3,7 juta.

"Itu artinya lebih dari 80 persen dari target kita," ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Odo R.M. Manuhutu, dalam konferensi pers virtual, Kamis (3/6/2021).

Capaian gemilang itu tak lepas dari apiknya sinergi antar kementerian dan lembaga terkait. Sehingga, mampu menarik banyak minat pelaku UMKM merambah pasar digital.

Sementara untuk tahun ini, pemerintah menargetkan sebanyak 6 juta UMKM go online. Dengan begitu, diharapkan mampu memaksimalkan potensi ekonomi digital Indonesia yang besar.

Tentunya caranya tak dapat lagi mengandalkan sinergi antara Kementerian/lembaga yang sudah apik, melainkan juga pemerintah akan jemput bola ke sejumlah daerah. Seperti melakukan kegiatan kampanye dan menyelenggarakan pameran yang menampilkan aneka produk lokal unggulan yang dimiliki masing-masing daerah.

"Jadi, tidak hanya terpusat di Jakarta tapi masuk ke daerah. Seperti bulan lalu di Borobudur, bulan ini di NTT Labuan Bajo. Tujuannya untuk meningkatkan sense of belonging bahwa gerakan BBI ini bukan milik pemerintah tapi milik masyarakat bersama," terangnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

UMKM Butuh Kolaborasi untuk Masuk Pasar Digital

Pemilik showroom dan bengkel Gitar "music666", Ridwan dan Rudi mendemonstrasikan gitar yang akan dijual secara daring di Ciledug, Tangerang, Rabu (22/7/2020). Pemerintah menargetkan 10 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) pada tahun ini terhubung dengan platform digital (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, kolaborasi menjadi kunci utama percepatan digitalisasi Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Para pengusaha ini harus didukung oleh semua pihak sehingga bisa cepat masuk ranah digital. 

"Kuncinya ini kolabrasi, Tokopedia tidak bisa sendiri jadi kita banyak kolaborasi dengan pemerintah, organisasi dan perusahaan besar," kata Vice President of Public Policy and Goverment Relation, Tokopedia, Astri Wahyuni, dalam diskusi online: Bangga dengan Belanja Barang Buatan Indonesia, Jakarta, Senin (31/5/2021).

Lebih lanjut dia menjelaskan kolaborasi akan menjadi kunci untuk mengoptimalkan pasar digital yang ada di Indonesia. Sebab saat ini pangsa pasar ekonomi digital Indonesia baru 5 persen. Lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat yang sudah 15 persen dan China 30 persen.

Saat ini, Tokopedia telah memiliki 11 juta pelaku usaha yang 100 persen UMKM. Untuk itu, Tokopedia akan berbagi peran dengan pemerintah dalam mensuskseskan UMKM masuk pasar digital.

"Kami ingin ambil peran agar UMKM ini lebih berusaha dengan ekosistem digital," kata dia.

Dalam hal ini Tokopedia melakukan pembinaan dan pelatihan agar UMKM punya akses ke pasar. Ekosistem digital ini yang baru diperkenalkan perusahaan dengan melakukan pembianaan untuk go online.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya