PTBA Garap Produk Hilirisasi Melalui Proyek Gasifikasi Bersama Pertamina-AIR

Proyek gasifikasi batu bara menjadi DME yang digarap PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama PT Pertamina dan Air Products & Chemicals Inc akan kurangi impor LPG 1 juta ton per tahun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Mei 2021, 17:34 WIB
PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals Inc (APCI) bekerja sama garap proyek gasifikasi batu bara menjadi DME. (Dok: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan Air Products & Chemicals, Inc. (APCI) memastikan proyek gasifikasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) terus berlanjut.

Hal ini sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan pada impor Liquid Petroleum Gas (LPG). Proyek tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI, Joko Widodo dalam mewujudkan ketahanan energi dan penguatan green economy di Indonesia.

Rencananya, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini akan dilakukan di Tanjung Enim selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,1 miliar atau setara  Rp 30 triliun. 

Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DME per tahun untuk mengurangi impor LPG 1 juta ton per tahun sehingga dapat memperbaiki neraca perdagangan.

Selain itu, proyek ini diharapkan dapat memberikan multiplier effect antara lain menarik investasi asing lainnya. Melalui penggunaan porsi TKDN dalam proyek, diharpkan dapat memberdayakan industri nasional dengan penyerapan tenaga kerja lokal. 

Kepastian berlanjutnya proyek gasifikasi tersebut ditandai dengan penandatanganan Amandemen Perjanjian Kerja Sama Pengembangan DME antara Pertamina, PTBA dengan APCI yang berlangsung di Los Angeles, Amerika Serikat dan Jakarta, Indonesia pada, Selasa, 11 Mei 2021.

Penandatanganan itu dilakukan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PTBA Suryo Eko Hadianto dan President & CEO APCI Seifi Ghasemi, dan disaksikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Pengolahan DME yang menjadi bagian dari kerja sama pengembangan DME tersebut.

Erick Thohir mengatakan, kerja sama ini merupakan wujud dari eratnya hubungan ekonomi antara Indonesia dan Amerika Serikat. Gasifikasi batu bara dianggap memiliki nilai tambah langsung pada perekonomian nasional secara makro,

"Kerja sama gasifikasi batu bara bisa menghemat cadangan devisa hingga Rp 9,7 triliun per tahun dan menyerap 10 ribu tenaga kerja," kata Erick. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Portofolio Baru bagi Bukit Asam

Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawat,i dan President CEO Air Products and Chemical Mr.Seifi Gashemi usai Penandatanganan Cooperation Agreement Amandement & Processing Service Agreement DME Coal Gasification.

Merujuk pada arahan Presiden melalui Grand Strategi Energi Nasional, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan transisi energi, green energy, dan circular energy menjadi prioritas.

"Pertamina sebagai BUMN telah memformulasikan kembali strategi yang sejalan dengan arahan Pemerintah dalam pencapaian target bebas impor LPG pada tahun 2027 dan penurunan emisi karbon di tahun 2030," ungkap Nicke. 

Pertamina akan menjalankan proyek DME secara paralel dengan proyek Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS), sehingga isu mengenai emisi karbon dapat ditekan hingga mencapai 45 persen. 

Pada kesempatan yang sama, Pertamina juga menjajaki potensi kerja sama dengan Exxonmobil terkait CCUS. Diharapkan melalui penerapan CCUS, emisi yang dihasilkan dari proses gasifikasi dapat digunakan untuk peningkatan produksi di sumur-sumur tua. Sehingga mendorong terwujudnya green economy untuk proyek-proyek sejenis. 

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Suryo Eko Hadianto menambahkan, pihak yang terlibat dalam penandatanganan pada hari ini akan bekerja keras untuk segera merealisasikan pembangunan proyek. 

"Kami percaya penandatanganan pada hari ini merupakan lompatan signifikan dalam perkembangan kerja sama proyek, dan kami optimis proyek ini dapat dijalankan tepat waktu," ujarnya. 

PTBA juga menegaskan kerja sama ini menjadi portofolio baru bagi perusahaan yang tidak lagi sekadar menjual batu bara, tetapi juga mulai masuk ke produk-produk hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya