Trik Gunakan Masker agar Tak Bau Mulut Selama Puasa Ramadan

Pemakaian masker yang terus menerus di tempat kerja dapat memperburuk penumpukan bakteri di rongga mulut.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 25 Apr 2021, 04:30 WIB
ilustrai bau mulut saat puasa/pexels

Liputan6.com, Jakarta Pemakaian masker yang terus menerus selama puasa, saat berada di luar, memicu bau mulut yang menggangu, serta penumpukan plak di permukaan gigi.

Ortodontis dan dokter gigi secara khusus memperingatkan untuk berhati-hati atau menjaga kebersihan mulut pada Ramadan ini karena pemakaian masker yang terus menerus di tempat kerja dapat memperburuk penumpukan bakteri di rongga mulut.

Dilansir dari Gulfnews, ada beberapa alasan mengapa menjaga kebersihan mulut kini menjadi semakin penting, terutama saat Ramadan di tengah COVID-19.

Seorang dokter gigi dan spesialis ortodontis di Prime Health Care Group, Dr Sanjay Jyothish menjelaskan, “Saat Anda memakai masker dalam waktu lama, mulut cenderung kering. Dengan kedua hidung dan mulut terlindung di belakang kain, orang cenderung lebih sering membuka mulut (untuk bernapas), yang menyebabkan peningkatan kekeringan.”

Pasalnya, selama Ramahan dengan jam puasa yang panjang tanpa air, terjadi dehidrasi dan pemicu lebih banyak kekeringan. Air liur di mulut kita menetralkan asam tetapi memakai masker mengurangi produksi air liur. Oleh karena itu, tingkat Ph rongga mulut kita menjadi tidak seimbang.

"Ph adalah keseimbangan asam dan air liur menjaga keseimbangan Ph pada tingkat netral 6,2-7,6 di rongga mulut. Dengan tidak adanya kadar air liur yang optimal, keseimbangan PH terganggu, memicu perkembangbiakan bakteri di mulut kita yang menyebabkan bau mulut tidak sedap, lebih banyak penumpukan plak dan peradangan gusi,” kata Jyotish.

 

 

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tips menjaga kebersihan mulut yang optimal selama Ramadan

1. Selesaikan masalah gigi

Menurut dokter spesialis ortodontis estetika di Klinik Dermalase, Jumeirah, Dr Chandan Bagde, masyarakat perlu mewaspadai kebersihan mulut sebelum Ramadan. “Jika Anda menderita masalah gigi seperti gigi berlubang atau gigi sakit yang membutuhkan pencabutan atau saluran akar disarankan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu."

“Scaling plak, mengendalikan peradangan atau infeksi sebelum menjalankan puasa akan berarti kesehatan gigi yang lebih baik dan membantu menjaga standar kebersihan mulut yang lebih tinggi. Selain itu, dalam kebanyakan prosedur, seseorang diharuskan minum obat pengontrol infeksi, yang tanpa puasa saja sulit dilakukan apalagi saat berpuasa lebih dari 12 jam.”

“Oleh karena itu, disarankan untuk mengunjungi dokter gigi dan menjaga standar kebersihan gigi yang baik. Ini sangat dianjurkan untuk penderita diabetes,pasien hipertensi dan lainnya yang menderita sindrom metabolik lainnya, yang berencana menjalankan puasa karena memiliki daya tahan tubuh yang buruk dan lebih rentan mengalami radang gusi,” jelasnya.

2. Hindari kafein selama sahur

Untuk menjaga kebersihan mulut yang optimal, seseorang harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi saat sahur di waktu subuh. Dr Jyothish menjelaskan, “Banyak orang muda yang pola tidurnya berubah, biasanya cenderung tetap terjaga sampai dini hari. Untuk melakukan ini, mereka mengonsumsi kopi secara berlebihan atau minuman kafein lainnya. Tapi kopi tidak hanya membuat dehidrasi tetapi juga bersifat asam. Jadi, konsumsi kopi yang berlebihan akan memicu dehidrasi yang lebih besar, mengganggu keseimbangan Ph mulut Anda, menyebabkan lebih banyak bakteri menumpuk dan dengan masker semua masalah ini akan diperbesar berkali-kali lipat.”

3. Perbanyak konsumsi buah dan sayur segar, makanan utuh dan banyak minum

Dr Jyotish menyarankan untuk memperbanyak porsi buah dan sayur segar selama berbuka dan sahur, serta mengonsumsi makanan utuh dan minum banyak air untuk menjaga hidrasi selama berpuasa.

4. Rutinitas kebersihan mulut

Dr Jyotish juga menyarankan untuk menyikat gigi serta menggunakan obat kumur antibakteri sebelum memulai puasa setiap hari. “Menyikat gigi untuk membersihkan sisa makanan yang mungkin menyebabkan kerusakan gigi dan penggunaan pembersih mulut antibakteri akan sangat membantu dalam meminimalkan penumpukan bakteri.”

“Penderita diabetes yang berpuasa selama Ramadan secara khusus disarankan untuk menggunakan obat kumur antibakteri setidaknya tiga kali sehari. Untuk kebersihan gigi terbaik selama Ramadhan, disarankan bagi semua orang untuk menyikat gigi dua kali sehari setelah sahur dan buka puasa, membersihkan gigi dengan benang di malam hari setelah menyikat di malam hari dan menggunakan pembersih kumur antibakteri tiga kali sehari.”

“Sambil menggosok gigi usai sahur sahur, orang juga dianjurkan menyikat lidah dengan ringan. Pertumbuhan bakteri yang tidak jelas di lidah merupakan alasan mengapa orang mengalami bau mulut. Pembersihan lidah akan memastikan tidak ada sisa makanan dan pencuci mulut akan semakin memperkuat kebersihan mulut.”

5. Mengganti masker wajah setiap 4 jam

“Sesuai pedoman Pusat Pengendalian Penyakit (CDC), masker wajah sekali pakai perlu diganti setiap 4-6 jam. Selama Ramadan, saya akan merekomendasikan untuk mengganti masker wajah yang lembap dan terkontaminasi setiap empat jam,” kata Dr Bagde.

“Saya akan menganjurkan semua yang akan bekerja selama jam-jam puasa, sediakan masker cadangan untuk menggantikan masker yang basah karena lembap oleh napas. Jika yang dipakai adalah produk sekali pakai, buang dengan benar di kantong tertutup di tempat sampah khusus. Jika yang dipakai adalah yang dapat digunakan kembali, simpan dalam kantong plastik sampai Anda tiba di rumah dan cuci bersih.” “Cuci sedini mungkin untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Lebih baik mencuci masker yang dapat digunakan kembali setiap hari kecuali atas tuntutan tempat kerja,” lanjutnya.

6. Berhenti merokok

Perokok disarankan untuk berhenti sama sekali bahkan selama jam non-puasa karena merokok mengakibatkan kebersihan gigi yang buruk dan pembentukan asam yang memicu bau mulut, yang semakin diperburuk dengan pemakaian masker yang terus-menerus di siang hari, jelas Dr Bagde.

7. Hindari karbohidrat olahan, garam tinggi, dan gula tinggi

Anda harus menghindari karbohidrat rafinasi dan makanan tinggi gula. Karbohidrat olahan yang ditemukan dalam makanan kaleng dan olahan akan kehilangan nutrisinya dan merusak kesehatan seseorang yang menyebabkan produksi banyak asam lambung, yang selanjutnya dapat memicu pertumbuhan bakteri di mulut.

Dr Bagde menjelaskan, “Makan makanan yang tinggi gula dan karbohidrat olahan berarti mereka akan kesulitan menahan rasa lapar selama lebih dari tiga-empat jam. Makanan seperti gula, tepung putih, kue kering, kue dan cookies harus dihindari karena mereka juga meningkatkan kadar gula darah ditambah gula yang tinggi memicu pembentukan asam di rongga mulut."

Makanan tinggi garam seperti daging olahan, saus, kacang asin dan keripik meningkatkan kandungan natrium dalam darah dan mengganggu keseimbangan elektrolit, memicu dehidrasi. Semakin seseorang merasa dehidrasi, semakin tinggi kemungkinan mengalami mulut kering.

8. Jauhi minuman berkarbonasi dan juga makan gorengan

Minuman soda, maupun itu jus buah yang berkarbonasi sangat tinggi gula dan akan menyebabkan dehidrasi. Sedangkan makanan berminyak akan memicu gangguan pencernaan dan mengganggu keseimbangan Ph rongga mulut yang memicu infeksi gusi dan bau mulut.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya