Waspada Obesitas, Ini Dia Cara Mengukurnya

Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah Anda mengalami obesitas, ada dua cara mudah mengukurnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Apr 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Obesitas Credit: pexels.com/Vinnie

Liputan6.com, Jakarta - Obesitas merupakan penumpukan lemak berlebih di dalam tubuh. Untuk mengetahui apakah Anda mengalami obesitas, ada dua cara mudah mengukurnya.

Menurut Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. DR. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, untuk menentukan kondisi obesitas dapat dilakukan dengan mengukur lingkar perut atau menghitung indeks massa tubuh. 

Untuk mengukur lingkar perut, dapat menggunakan meteran. Pada laki-laki, jika lingkar perut melebihi 90 cm maka sudah termasuk kategori obesitas, sedangkan pada perempuan, dikatakan obesitas jika lingkar perut lebih dari 80 cm.

Sementara itu, untuk menghitung indeks massa tubuh, berat badan dalam satuan kilogram dibagi dengan tinggi badan dalam satuan meter persegi. Pada orang-orang Asia, apabila indeks massa tubuh ada di bawah 30 sampai 18,5 maka masih normal. Namun, jika sudah lebih dari 25, sudah masuk kategori obesitas.

Namun, Ketut menjelaskan lingkar perut lebih penting daripada indeks massa tubuh.

“Lingkar perut lebih penting dari indeks massa tubuh karena lingkar perut yang mencerminkan obesitas sentral lebih berkaitan dengan penyakit dibandingkan dengan indeks massa tubuh, karena indeks massa tubuh kadang-kadang dikelabui oleh massa otot yang besar,” jelasnya dalam temu media virtual pada Senin, (19/4/2021) memperingati Hari Diabetes Nasional 2021.

Simak Juga Video Berikut

2 dari 3 halaman

Obesitas Awal Diabetes

ilustrasi Diabetes (sumber: iStockphoto)

Ketut menyebut bahwa obesitas bisa menjadi kondisi awal dari diabetes bila tidak dicegah. Selain mendapatkan edukasi tentang obesitas, terapi nutrisi atau diet juga penting untuk mengatasi obesitas.

“Aktivitas fisik jangan lupa dan hentikan merokok karena dapat memperburuk komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah,” ungkap Ketut.

Ia menambahkan, pengobatan khusus hingga operasi juga dimungkinkan bagi penderita obesitas, terutama obesitas morbid.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

3 dari 3 halaman

Infografis Obesitas

Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya