BNPB Terbangkan 3 Unit Helikopter Sisir Daerah Terisolasi di NTT

Tiga unit helikopter BNPB ditugaskan untuk menyisir sekaligus mendistribusikan bantuan logistik ke daerah terisolasi di NTT.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 05 Apr 2021, 23:33 WIB
Dari Kupang, Kepala BNPB Doni Monardo bertolak ke Kabupaten Lembata NTT untuk meninjau pengungsi dan penanganan erupsi Gunungapi Ili Lewotolok dengan helikopter BNPB, Rabu (2/12/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Munardo mengatakan, pihaknya sudah menerbangkan tiga unit helikopter ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Tiga unit helikopter tersebut akan ditugaskan menyisir area terisolasi akibat bencana banjir bandang.

"Daerah terisolir akan kita bantu dengan helikopter untuk berikan bantuan makanan minuman dan kebutuhan dasar lainnya, kalau kurang akan kita tambah lagi," kata Doni saat jumpa pers daring, Senin (5/4/2021).

Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi merinci beberapa desa dan kecamatan yang terisolasi lantaran aksesnya terputus dan fasilitas infrastrukturnya terdampak bencana.

"Jadi daerah yang masih terisolasi ada 6 desa di Kabupaten Malaka karena sungai dan jembatannya putus. Lalu Flores Timur di Adonara ada 6 desa juga terisolir karena longsoran jalan yang tak dapat dilalui kendaran bermotor, juga Lebua ada enam kecamatan yang terisolasi karena jalan putus," katanya membeberkan.

Sejauh ini, petugas dan relawan di lapangan masih dalam proses pencarian serta pendataan korban hilang dan meninggal dunia. Doni memastikan hal ini akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.

Namun begitu, Doni memastikan saat ini statur darurat bencana nasional belum dikeluarkan. Jenderal TNI bintang tiga ini meyakini bahwa kesiapsiagaan daerah dan seluruh dukungan pihak terkait juga masyarakat dapat menanggulangi bencana banjir bandang yang terjadi di NTT.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

68 Orang Meninggal

Warga memeriksa kerusakan di desa yang terkena banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). Cuaca ekstrem yang mengakibatkan banjir bandang disertai hujan lebat dan angin kencang menerjang sejumlah kawasan di NTT dan NTB. (AP Photo/Ricko Wawo)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, korban meninggal akibat banjir bandang dan bencana lainnya di sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu dini hari 4 April 2021 mencapai 68 orang.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan 68 korban jiwa tersebar di empat kabupaten di NTT.

"Korban jiwa saat ini terdata 68 orang meninggal dunia dan angka ini masih sangat dinamis karena masih berlangsung pendataan di lapangan," ucap Raditya, Senin (5/4/2021).

Sebaran korban jiwa dari bencana banjir bandang dan bencana lainnya yaitu; Kabupaten Flores Timur 44 orang meninggal dunia, Kabupaten Lembata 11 orang meninggal dunia, Kabupaten Ende 2 orang meninggal dunia, dan Kabupaten Alor 11 orang meninggal dunia.

Akibat bencana alam ini pula, total 15 orang mengalami luka-luka, 70 orang hilang, dan 938 kepala keluarga atau 2.655 jiwa terdampak.

Raditya juga menyampaikan, kerugian materil dari bencana banjir bandang dan bencana lainnya di NTT yaitu, 25 unit rumah rusak berat, 114 unit rumah rusak sedang, 17 unit rumah hanyut, 60 unit rumah terendam, 743 unit rumah terdampak, 40 titik akses jalan tertutup pohon tumbang, 5 jembatan putus, 1 unit fasum terdampak, dan 1 unit kapal tenggelam.   

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya