Produsen Mobil Listrik yang Didukung Warren Buffett Terpukul Kenaikan Harga Baterai

Di tengah berkembangnya pasar mobil listrik, permintaan baterai sebagai bahan bakarnya pun turut meningkat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 05 Apr 2021, 07:00 WIB
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan mobil listrik China, BYD, merasakan dampak dari kenaikan biaya bahan bakar baterai. Perusahaan yang didukung miliarder AS Warren Buffett itu mengumumkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham pada kuartal pertama akan berkisar antara 200 juta yuan (USD 30,4 juta) dan 300 juta yuan.

"Dipengaruhi oleh fluktuasi harga bahan baku hulu, keuntungan bisnis mobil belum meningkat," kata BYD seperti dikutip dari CNN, Senin (5/4/2021).

Di tengah berkembangnya pasar mobil listrik, permintaan baterai sebagai bahan bakarnya pun turut meningkat. Analis Goldman Sachs mengatakan, lonjakan harga bahan baku tersebut mendorong harga baterai naik sekitar 18 persen.

Sementara, Analis Credit Suisse mengatakan capaian BYD ini jauh dari apa yang diperkirakan analis sebelumnya. Mereka menurunkan target harga pada saham BYD yang terdaftar di Hong Kong menjadi HK$ 280, turun dari sebelumnya HK$ 310.

BYD melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham sebesar 4,23 miliar yuan pada 2020.Ditopang dari penjualan automobil dan produk terkait yang tumbuh 53 persen tahun lalu dari 49 persen pada 2019.

Sedangkan dari kontribusi penjualan baterai tetap sama sekitar 8 persen. Pangsa pendapatan dari luar China naik menjadi 39 persen dari 16 persen pada tahun sebelumnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Model Baru Kendaraan Listrik

Di sisi lain, model baru kendaraan listrik yang berkembang di pasar membantu meningkatkan keuntungan tersebut. Analis Nomura mengatakan, biaya bahan baku yang lebih tinggi telah mempengaruhi pertumbuhan laba jangka pendek. Dengan begitu, Nomura mempertahankan target harga pada BYD HK$ 300.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya