Masih Berjuang Turunkan Infeksi COVID-19, Filipina Lockdown Ibu Kota Manila

Lebih dari 24 juta orang di Manila, Filipina menghadapi lockdown pada Senin (29/3).

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Mar 2021, 18:13 WIB
Seorang perempuan yang mengenakan pakaian pelindung menggunakan smartphone-nya di area kedatangan Bandara Internasional Manila, Rabu (17/3/2021). Filipina memutuskan melarang masuknya warga asing dan membatasi warga Filipina yang kembali untuk menahan lonjakan COVID-19. (AP Photo/Aaron Favila)

Liputan6.com, Manila- Lebih dari 24 juta orang di Manila, Filipina menghadapi lockdown pada Senin (29/3/2021), karena para pejabat memperingatkan pembatasan selama seminggu dapat diperpanjang jika infeksi COVID-19 tidak menurun.

Warga telah diperintahkan untuk tinggal di rumah kecuali mereka memiliki pekerja penting karena Metro Manila - wilayah Ibu Kota Filipina - dan empat provinsi tetangga berjuang untuk mengekang lonjakan infeksi yang telah membuat rumah sakit kewalahan.

Hanya beberapa jam setelah lockdown terbaru yang diberlakukan di wilayah tersebut - yang menyumbang sekitar setengah dari aktivitas ekonomi Filipina - kepala Epidemiologi Departemen Kesehatan Filipina, Alethea de Guzman memperingatkan bahwa kebijakan itu dapat diperpanjang guna penurunan infeksi yang "berkelanjutan".

"Semua opsi terbuka," kata Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, yang memimpin satuan tugas COVID-19 pemerintah negara itu.

Varian baru Virus Corona yang lebih menular disebut sebagai penyabab atas lonjakan kasus COVID-19 yang telah bertambah menjadi lebih dari 730.000.

Kementerian Kesehatan Filipina mencatat 10.016 infeksi baru COVID-19 - rekor lonjakan kasus harian ketiga di negara itu selama lima hari terakhir. Sementara itu, kematian terkait COVID-19 di Filipina telah mencapai 13.186 jiwa, termasuk 16 kematian lainnya yang dilaporkan pada Senin (29/3/2021).

Di jalan utama Manila, pada Senin pagi, ratusan meter pos pemeriksaan didirikan ketika polisi berusaha memastikan hanya pekerja penting yang bepergian keluar rumah.

Namun, seorang wartawan AFP mengatakan bahwa ia melihat petugas secara berkala membuka jalan untuk mengurangi kemacetan.

"Ini sulit karena tidak ada pekerjaan, tidak ada bayaran," ungkap seorang warga July Calma, saat berjalan pulang setelah mencoba membayar tagihan air, tetapi ternyata kantornya tutup.

"Kami tidak (memiliki tabungan) karena kami membelanjakannya setiap hari," terangnya.

Pembatasan yang lebih ketat diketahui memengaruhi seperlima populasi Filipina.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Jam Malam di Filipina di Tengah Kebijakan Lockdown

Seekor anjing duduk saat warga berjalan di desa yang dilockdown untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Manila, Filipina, Senin (15/3/2021). Lonjakan kasus COVID-19 di Filipina menambah kekhawatiran atas lambannya vaksinasi dan keengganan publik. (AP Photo/Aaron Favila)

Dalam kebijakan lockdown di Filipina, layanan ibadah di Gereja dan pertemuan massal lainnya dilarang, dengan jam malam mulai pukul 6 sore hingga 5 pagi dan transportasi umum juga dikurangi.

Supermarket, apotek, dan bisnis penting lainnya masih diizinkan beroperasi, dan olahraga di luar ruangan juga diizinkan.

Lockdown selama berbulan-bulan sebelumnya melumpuhkan ekonomi Filipina, menghabiskan jutaan pekerjaan dan membuat banyak keluarga mengalami kelaparan.

Juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque, mengatakan bahwa keputusan untuk memperketat pembatasan lagi "sangat sulit" dan mengakui memperpanjang penguncian dapat menyebabkan lebih banyak orang meninggal karena kelaparan dan penyakit non-COVID-19.

Sekretaris Anggaran Filipina, Wendel Avisado mengatakan bantuan akan tersedia untuk hampir 23 juta orang di bawah lockdown - hampir semua orang yang terkena dampak - tetapi tidak memberikan rincian.

Semakin banyak rumah sakit di Manila juga melaporkan bahwa tempat tidur untuk pasien COVID-19 mereka telah penuh.

Beberapa tenaga medis lokal mengungkapkan kepada AFP, bahwa dalam beberapa hari terakhir, kurangannya tempat tidur dan perawat memaksa beberapa fasilitas untuk menolak pasien.

"Kami sekarang tahu bagaimana merawat mereka (pasien COVID-19). Kapasitas tempat tidur adalah masalahnya," kata seorang ahli anestesi di Filipina, Grace Quiambao.

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya