Yuk, Kenalan dengan Robot Tono Tini, Kawan Baru Anak Berkebutuhan Khusus

Robot Tono dan Tini bisa diprogram mengajari anak berkebutuhan khusus seperti mengenal kata dan mengajarkan gerakan sederhana.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2021, 12:13 WIB
Ilustrasi Robot (iStockPhoto)

Liputan6.com, Surabaya - Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) memproyeksikan robot Tono dan Tini yang sudah sukses mewakili kehadiran calon wisudawan saat yudisium untuk mendampingi anak berkebutuhan khusus atau anak dengan sindrom autis dalam belajar.

"Kami mendesain robot Tono dan Tini agar bisa menjalankan banyak tugas, termasuk mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam belajar," kata Dosen yang membina Tim Robotika Fakultas Teknik Unej Khoirul Anam saat ditemui di lokasi workshop UKM Robotika kampus setempat, Senin, 22 Februari 2021.

Dalam beberapa kajian kesehatan disebutkan, lanjut dia, anak autis sulit bersosialisasi dengan orang-orang sekitarnya termasuk guru karena mereka seolah-olah memiliki dunianya sendiri, dilansir dari Antara.

"Kehadiran robot diharapkan menjadi kawan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Nanti robot Tono dan Tini bisa diprogram mengajari anak berkebutuhan khusus seperti mengenal kata dan mengajarkan gerakan sederhana," tuturnya.

Dosen Program Studi Teknik Elektro itu bersama kolega dan mahasiswanya telah mendesain dan mengembangkan beberapa robot lain, khususnya robot yang bertugas di dunia kesehatan.

"Di antaranya robot eksoskeleton berbentuk tangan untuk membantu pasien stroke menjalani rehabilitasi, dan kursi roda cerdas yang bisa digerakkan hanya dengan gerakan kepala pemakainya," katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Robot untuk Pasien Stroke

Ilustrasi robot. (iStockphoto)

Pada masa pandemi COVID-19, Khoirul Anam dan kawan-kawan membuat robot penyemprot cairan disinfektan, robot disinfektan dengan lampu sinar UV dan beberapa robot lainnya.

Ia mengatakan khusus untuk robot pembantu rehabilitasi pasien stroke masih berfokus pada robot rehabilitasi tangan pasien stroke yang lumpuh, bentuknya bisa berupa robot eksoskeleton atau sarung tangan pintar.

"Satu lagi yang masih dalam taraf pengembangan adalah robot yang bisa mendeteksi kelenturan otot tangan pasien stroke," ujarnya.

Khoirul Anam dan kawan-kawannya juga aktif di laboratorium sistem kecerdasan buatan dan robotika CDAST guna mengembangkan berbagai inovasi dan aplikasi secara lintas disiplin.

Uniknya lagi, semua robot yang ada dikerjakan oleh mahasiswa, baik mahasiswa jenjang sarjana maupun pascasarjana seperti yang disampaikan oleh Taufik Nur Arifin, mantan Ketua UKM Robotika Fakultas Teknik Unej.

"Mahasiswa yang berminat dengan bidang robotika berkumpul di UKM Robotika, kami bisa belajar banyak hal tentang teknologi robot dengan bimbingan para dosen," ujarnya.

Ia mengatakan kajian yang dihasilkan tidak hanya untuk kepentingan skripsi atau tesis saja, namun diwujudkan dalam bentuk robot yang turun dalam berbagai lomba, termasuk robot Tono dan Tini yang dibuat dalam waktu tiga bulan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya