Telkom Bakal Gelar IPO 2 Anak Usaha pada 2021

Terkait rencana IPO anak usaha PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), PT Telkom Indonesia Tbk berharap dapat melaksanakan kuartal IV 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 22 Feb 2021, 19:14 WIB
Suasana pergerakan perdagangan saham perdana tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) akan menggelar dua penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dua anak usaha pada 2021.  Salah satu anak usaha bahkan akan mencatatkan saham perdana di bursa Asia.

"Tahun ini akan ada dua (go public-red), satu di Indonesia, dan satu di Asia. Saya tidak bisa naming. InsyaAllah akan kejadian, faktanya sudah beberapa anak perusahaan go public," ujar Direktur Strategic Portfolio PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Budi Setyawan, dalam acara Capital Market Outlook 2021, Senin (22/2/2021).

Terkait rencana IPO anak usaha PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), Budi menuturkan, pihaknya mengharapkan rencana IPO dapat terlaksana pada kuartal IV 2021.  Akan tetapi, pelaksanaan IPO Mitratel tersebut juga melihat kondisi pasar saham.

“Sudah banyak yang kita lakukan sebenarnya. Tahun lalu sudah mulai bekerja. Dua hal secara organiik dan inorganic. Secara organik kembangkan operasi di Mitratel agar efisien baik dari parameter operasi dan keuangan ini sangat penting. Dari sisi inorganic terus mengembangkan aset-aset yang kita akuisisi tambahkan di Mitratel,” ujar dia.

Ia menuturkan, pihaknya akan mendorong fundamental bisnis Mitratel kuat sehingga dapat menarik investor pada saat IPO.

"Sebenarnya tidak hanya dari aset tower, kita dukung jaringan fiber optic akan kita lengkapi struktur jaringan fiber optic terkait infrastruktur menjadi value added dari Mitratel,” tutur dia.

 

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Resmi, Mitratel Akuisisi 100 Persen Saham Persada Sokka Tama

Pengendara sepeda motor melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). IHSG ditutup melemah 0,09 persen atau 5,52 poin ke level 6.023,64 dari penutupan perdagangan sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) telah melakukan Penandatanganan Perjanjian Akta Jual Beli Saham dengan PT Persada Sokka Tama (PST) sebanyak 5 persen.

Acara yang diselenggarakan di Telkom Landmark Tower, Jakarta tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Persada Sokka Tama Firman Hidayat, dan pemilik 5 persen saham Rahina Dewayani. Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, Mitratel akhirnya mengakuisisi seluruh saham perusahaan menara tersebut.

“Akuisisi ini dilakukan sesuai target Akta Jual Beli Saham maret 2019 lalu, bahwa Mitratel akan membeli sisa saham PST senilai 5 persen dan menjadi pemegang saham seutuhnya 100 persen," ungkap Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu, 6 Februari 2021.

Tentunya hal ini akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi kami karena kami akan semakin lincah dan agresif untuk masuk ke berbagai segmen bisnis Menara Telekomunikasi yang ujungnya adalah peningkatan skala bisnis yang signifikan.

"Di lain sisi, PST juga akan kami siapkan sebagai vehicle dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan sebagai value differentiator dibandingkan pesaing di industri ini”, ujar dia.

Akuisisi terhadap PST ini dapat meningkatkan efisiensi bisnis operasional dan memperkuat portfolio Menara telekomunikasi Mitratel, guna mendukung rencana perusahaan menuju unlock tower business.

PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) merupakan anak usaha Telkom yang berfokus di bisnis Menara telekomunikasi, dan telah mengelola lebih dari 22.000 menara telekomunikasi dan melayani semua operator seluler yang tersebar di seluruh Indonesia.

Adapun PT Persada Sokka Tama (PST) merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis Menara telekomunikasi, dengan kepemilikan lebih dari 1.000 menara tersebar di beberapa wilayah Indonesia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya