Geliat Ekspor Sumbar pada Masa Pandemi

Trend ekspor Sumbar cukup bagus meski dalam masa pandemi.

oleh Novia Harlina diperbarui 03 Feb 2021, 07:00 WIB
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Padang - Meski pandemi virus corona Covid-19 mewabah di penjuru negeri, tetapi hal tersebut tak mempengaruhi geliat ekspor di Sumatera Barat. Sepanjang 2020, nilai ekspor di provinsi ini mengalami peningkatan.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar merilis nilai ekspor melalui pelabuhan ekspor di provinsi ini pada 2020 mencapai 1.531,84 juta dolar AS.

"Jumlah tersebut naik sebesar 14,39 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Kenda Paryatno, Selasa (2/2/2021).

Ia menyebut golongan barang yang paling banyak diekspor adalah, lemak dan minyak hewan atau nabati sebesar 193,30 juta dolar AS.

"Kemudian diikuti oleh golongan karet dan barang dari karet senilai 13,26 juta dolar AS," jelasnya.

Untuk pangsa ekspor Sumbar pada 2020 yang terbesar yakni ke India sebesar 345,20 juta dolar AS dan ke Amerika Serikat 259,39 juta dolar AS.

"Data ekspor dikumpulkan dari dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) yang diisi oleh eksportir dan telah diberikan izin muat oleh Kantor Pelayanan Bea dan Cukai," ujar Kenda.

Sementara nilai impor Sumatera Barat pada 2020 yakni 92,29 juta dolar AS atau terjadi penurunan 57,46 persen.

Golongan barang impor pada 2020 yang paling besar adalah bahan bakar mineral sebesar 92,29 juta dolar AS, kemudian pupuk sebesar 38,83 juta dolar AS.

"Nilai impor Sumbar berasal dari pelabuhan bongkar Teluk Bayur," ia menambahkan.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya