Mengintip Fasilitas di KRI dr Soeharso, Rumah Sakit Terapung untuk Korban Gempa Sulbar

Rumah sakit darurat itu rencananya akan melayani korban gempa di daerah itu hingga 14 hari atau saat masa krisis berakhir.

oleh Heri Susanto diperbarui 21 Jan 2021, 00:00 WIB
TNI AL Siapkan RS KRI dr Soeharso-990 untuk Layani Korban Gempa Sulbar. (Liputan6.com/Heri Susanto)

Liputan6.com, Mamuju - TNI Angkatan Laut menyiapkan RS KRI dr Soeharso sebagai rumah sakit darurat korban bencana gempa di Mamuju, Sulawesi Barat.

RS KRI dr Soeharso tiba di Dermaga Lanal Kota Mamuju, Sulawesi Barat pada 18 Januari, 2021. Rumah sakit darurat itu rencananya akan melayani korban gempa di daerah itu hingga 14 hari atau saat masa krisis berakhir.

Kapal tersebut memiliki tiga fasilitas kamar operasi dengan dua dokter bedah, yang mampu merawat 20 pasien. Fasilitas lain yakni X-Ray, USG, hingga laboratorium. Selain di dalam kapal, pelayanan kesehatan juga dilakukan di kompleks Lanal khususnya pelayanan umum.

"Jika skrining awal ditemukan adanya indikasi untuk dilakukan operasi, maka pasien dibawa ke RS KRI dr Soeharso-990," Kepala Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990, Mayor Laut (K) dr Agung Malinda di Dermaga Rangas Lanal Mamuju, menerangkan, Rabu (20/01/2021).

Koordinasi penanganan korban gempa juga terus dilakukan bersama pemerintah daerah setempat.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

90 Korban Meninggal Dunia

TNI AL Siapkan RS KRI dr Soeharso-990 untuk Layani Korban Gempa Sulbar. (Liputan6.com/Heri Susanto)

Penanganan pascagempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat sejak 15 Januari hingga Rabu (20/01/2021) berstatus tanggap darurat. Di sejumlah titik di dua kabupaten terdampak tersebut aparat gabungan masih melakukan pembersihan puing-puing bangunan dan mencari korban. Berdasarkan data Basarnas Mamuju, hingga Selasa (19/01/2021) telah ditemukan 90 korban meninggal dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya