Mantan PM Italia Silvio Berlusconi Dilarikan ke Rumah Sakit, Dilaporkan Sakit Jantung

Mantan PM Italia Silvio Berlusconi dilaporkan tengah dilarikan ke rumah sakit karena menderita sakit jantung.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 15 Jan 2021, 09:57 WIB
Silvio Berlusconi (AFP/Olivier Morin)

Liputan6.com, Roma - Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi tengah menjalani perawatan di rumah sakit di Monaco karena masalah penyakit jantung. Hal ini disampaikan langsung oleh dokter pribadinya. 

Mengutip laman NBC News, Jumat (15/1/2021), Alberto Zangrillo mengatakan dia melakukan pengecekan terhadap Silvio Berlusconi pada hari Senin dan memutuskan untuk memindahkannya ke rumah sakit terdekat karena menurutnya akan terlalu jauh untuk membawanya ke Italia, yang berjarak sekitar 10 mil dari negara kota kecil itu.

Kantor berita ANSA Italia pertama kali melaporkan berita tersebut. Namun, masih belum jelas apakah keadaan darurat kesehatan yang dialami Silvio Berlusconi telah diatasi, tetapi ia kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa dia "dalam keadaan sehat."

"Karena kehati-hatian dokter saya, saya harus pergi ke rumah sakit untuk beberapa pemeriksaan," katanya, menambahkan bahwa dia menghubungi stafnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

2 dari 2 halaman

Riwayat Penyakit Silvio Berlusconi

Silvio Berlusconi, mantan PM Italia yang juga seorang konglomerat (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Taipan media berusia 84 tahun itu menjalani operasi jantung besar pada tahun 2016 dan juga selamat dari kanker prostat.

September lalu, dia dirawat di rumah sakit setelah terjangkit virus corona. Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa virus itu telah menjadi "tantangan paling berbahaya" dalam hidupnya. 

Berlusconi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memulihkan diri di rumah putrinya Marina di Provence, Prancis tenggara.

Berlusconi juga tetap menjadi ketua partai oposisi Forza Italia. Penyakitnya datang ketika Italia dilanda kekacauan politik setelah partai koalisi junior mundur dari pemerintah, merampas mayoritas di parlemen.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya