Cek Fakta: Pria Ini Dilarang Naik Pesawat karena Demo di Capitol Hill? Simak Faktanya

Tersebar luas video yang diklaim sebagai orang yang berdemo di Capitol Hill, pekan lalu, dilarang menggunakan tranportasi pesawat di Amerika Serikat.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 14 Jan 2021, 09:47 WIB
Klaim Video Viral soal Demonstran di Capitol Hill Dilarang Naik Pesawat. (Facebook)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Selasa (12/1/2021) tersebar luas video yang diklaim sebagai orang yang berdemo di Capitol Hill, pekan lalu, dilarang menggunakan tranportasi pesawat di Amerika Serikat. Bahkan, diklaim pada video terlihat beberapa orang menangis akibat larangan tersebut.

Video viral itu memiliki durasi 18 detik. Salah satu akun Facebook yang mengunggah klaim video orang yang berdemo di Capitol Hill, pekan lalu, dilarang menggunakan tranportasi pesawat adalah Zach Sutton.

Begini narasi yang ada di akun tersebut:

"Pria yang masuk ke Capitol (Hill, Gedung DPR Washington DC), Rabu lalu, mereka masuk dalam daftar larangan terbang dan menunggu penyelidikan penuh. Jadi mereka tertahan di bandara dan menangis."

Video yang diunggah Zach Sutton sudah dilihat lebih dari 2,4 ribu kali. Video itu juga mendapat ratusan like dan 42 komentar dari warga Facebook lainnya.

Lalu, benarkah video viral itu mengklaim larangan penggunaan transportasi pesawat untuk para demonstran Capitol Hill yang berlangsung Rabu lalu?

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Hasil penelusuran Google Images.

Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan pencarian gambar terbalik, Google Image. Hasil penelusuran mengarahkan ke situs BBC dengan artikel berjudul: "Fact check: Man in airport tantrum video was kicked off plane for rejecting mask policy, not because of Capitol insurrection".

Dalam artikel yang dipublikasikan pada 13 Januari 2021, disebutkan kalau video itu sebenarnya menggambarkan seorang penumpang pesawat yang diturunkan dari American Airline 1754 di Bandara Internasional Charlotte Douglas (CLT). Pria itu diturunkan pada Jumat (8/1/2021) karena menolak menggunakan masker.

"Penumpang itu memenuhi permintaan untuk turun dari pesawat dan penerbangan berangkat pada pukul 7.42 pm di Bandara Internasional Denver," kata juru bicara maskapai American Airlines, Curtis Blessing.

Setelah insiden penolakan memakai masker, kata Blessing, pria itu dimasukkan dalam daftar hitam American Airlines, hingga menunggu penyelidikan lebih lanjut. Namun, pria itu tidak masuk dalam daftra larangan terbang pemerintah Amerika Serikat.

Masih dalam situs CNN, video ini awalnya tersebar di aplikasi TikTok oleh akun Tania Dominguez. Kepada CNN, Tania mengatakan kalau judul aslinya sudah diubah.

Tania memberikan judul untuk videonya di TikTok, yakni: "Homeboy had a full toddler level meltdown bc he was told to wear a mask."

Hasil penelusuran juga mengarahkan ke situs USA Today dalam artikel berjudul: "Fact check: Man in viral airport video was asked to deplane for refusal to wear mask". Artikel ini sudah dipublikasikan pada 12 Januari 2021.

Artikel ini mengambil penjelasan dari juru bicara American Airlines, Derek Walls. Dia mengatakan, pria itu diusir dari pesawat karena tidak memakai masker.

"Pada hari Jumat, 8 Januari, seorang pelanggan diminta untuk turun dari pesawat 1754 di Bandara Internasional Charlotte Douglas (CLT) karena menolak untuk mematuhi kebijakan wajib kami untuk menutupi wajah," katanya.

 

 

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Banner Cek Fakta: Salah (Liputan6.com/Triyasni)

Video viral dengan klaim larangan penggunaan transportasi pesawat untuk para demonstran Capitol Hill adalah informasi yang tidak benar. Faktanya, pria itu diturunkan dari pesawat American Airlines pada 8 Januari 2021, karena tidak memakai masker.

 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya