Alasan Lippo Masih Enggan Lakukan Buyback

CEO Lippo Karawaci John Riady mengaku masih akan fokus pada operasi perseroan.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 12 Jan 2021, 20:50 WIB
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki 2021, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengaku belum memiliki keinginan untuk buyback atau beli kembali saham. Hal itu sejalan dengan investasi yang masih akan dilakukan sepanjang 2021.

"Jadi begini, kalau kita lihat Lippo Karawaci, dengan segala hal yang kita lakukan ini, paling kapital resisi pasar itu Rp16 triliun sampai Rp17 triliun. Itu jauh sekali di bawah net asset value (NAV) kita, saya enggak tahu mungkin 20 persen," kata CEO Lippo Karawaci John Riady, Selasa (12/1/2021).

Meski memiliki keinginan tersebut, John mengaku masih akan fokus pada operasi Lippo Karawaci dan pertumbuhan dari segala sektor, termasuk cash flownya.  

"Jadi sekarang harganya murah sekali, tapi saya juga ingin memastikan bahwa float di pasar cukup banyak. Buat saya fokus ke operation revenuenya sehat dan terus bertumbuh, serta cash flownya kuat," ujar dia.

Selain itu, John juga menyinggung terkait pembagian dividen. Saat memiliki kesempatan Ia mengaku akan membagi keuntungan perusahaan.

"Pelan-pelan kita mulai bagi dividen. Nanti kalau memang ada kesempatan, harga terus murah begini kita akan buy back, tapi saat ini belum ada rencana yang konkrit," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Tunda Bagi Dividen

Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

John menyebut, saat ini peluang terkait investasi masih sangat menarik, hal ini membuat pihaknya masih menunda pembagian dividen.

"Saya ingin dividen, tapi itu kalau enggak ada peluang yang menarik, kita bagi dividen. Akan tetapi, saat ini bisnis kesehatan, bisnis properti sangat menarik, jadi belum waktunya untuk bagi dividen, masih harus terus investasi," ujar dia.

"Keluarga kami juga pemegang saham dan ingin bagi dividen tapi masih terlalu seru nih, peluangnya. Kita enggak tahu mungkin tahun depan (pembagian dividen)," ia menambahkan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya