Wilayah Zona Merah Covid-19 Menurun, Satgas Ingatkan Agar Jangan Lengah

Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, melaporkan perkembangan peta zonasi risiko Covid-19 tingkat kabupaten atau kota pada periode 27 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2021, 09:42 WIB
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengingatkan penyumbang kasus positif Corona berasal dari kota-kota besar di Pulau Jawa saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (31/12/2020). (Tim Komunikasi Satgas COVID-19)

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, melaporkan perkembangan peta zonasi risiko Covid-19 tingkat kabupaten atau kota pada periode 27 Desember 2020 sampai 3 Januari 2021 membaik. Hal ini ditandai dengan jumlah daerah zona merah atau risiko tinggi menurun signifikan dibandingkan periode 20 sampai 26 Desember 2020.

"Jika pada minggu sebelumnya terdapat 76 kabupaten atau kota (masuk zona merah Covid-19), maka pada minggu ini jumlahnya menurun menjadi 54. Tentunya ini adalah berita yang baik," katanya, Rabu (6/1/2020).

Sehingga jumlah daerah yang masuk zona kuning atau risiko rendah meningkat. Yakni dari 49 pada dua pekan sebelumnya menjadi 57 kabupaten atau kota dalam sepekan terakhir.

Sementara pada zona hijau tidak ada kasus baru, dalam sepekan terakhir juga meningkat dari 8 menjadi 11 kabupaten atau kota. Sementara wilayah pada zona hijau tidak terdampak jumlahnya tetap yaitu 4 kabupaten atau kota.

Meski demikian, Wiku menyebut zona oranye atau risiko sedang Covid-19 masih ada di mayoritas kabupaten atau kota di Indonesia. Bahkan, jumlahnya mengalami peningkatan dari sebelumnya 377 menjadi 388 kabupaten atau kota.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bukan Zona Aman

"Penting untuk diketahui, bahwa zona oranye atau risiko sedang ini bukanlah zona aman. Apabila pimpinan daerah dan masyarakat harus lengah, maka zona risiko sedang ini merupakan pintu masuk menuju zona risiko tinggi," tegasnya.

Wiku meminta para pimpinan daerah memperhatikan penerapan protokol kesehatan dan pelayanan kesehatan di wilayahnya masing-masing. Sehingga kasus dapat ditekan dan daerah dapat berpindah ke zona risiko yang lebih aman.

Reporter: Supriatin

Sumber: Merdeka

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya