JAS Tingkatkan Kemampuan Demi Bisa Layani Bongkar Muat Vaksin

JAS Airport Services (JAS) tengah meningkatkan kemampuannya untuk melayani bongkar muat vaksin dan produk farmasi lainnya.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 08 Des 2020, 15:05 WIB
JAS Airport Services (JAS) tengah meningkatkan kemampuannya untuk bisa melayani distribusi vaksin Covid-19 dan produk farmasi lainnya

Liputan6.com, Jakarta - JAS Airport Services (JAS) tengah meningkatkan kemampuannya untuk menghadapi tantangan Cold Chain dari distribusi vaksin Covid-19 dan produk farmasi lainnya.

Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Cold Chain adalah sistem penyimpanan dan pengangkutan vaksin atau obat-obatan dengan suhu tertentu yang direkomendasikan, dimulai dari titik produksi hingga titik penggunaan.

"Cold Chain ini biasanya melibatkan tiga komponen utama infrastruktur yaitu pesawat terbang, truk, dan gudang penyimpanan yang dingin," ujar Komisaris Utama JAS, Herman Prayitno, Selasa (8/12/2020).

Lanjutnya, bila vaksin Covid-19 dan produk farmasi biasanya memerlukan suhu dan prosedur penanganan yang berbeda karena sifatnya yang mudah rusak akibat panas, cahaya, atau dingin yang berlebihan. Sehingga, dengan demikian, fasilitas Cold Chain yang dimiliki setiap Cargo Terminal Operator (CTO) menjadi aspek penting dalam kesatuan mata rantai logistik sebelum akhirnya didistribusikan kepada masyarakat.

"Kita tengah meningkatkan kemampuan dalam hal cold chain. Ini untuk mengantisipasi kedatangan vaksin Covid-19 dan produk farmasi lainnya dalam jumlah besar, dan kita telah mulai mengidentifikasi sejumlah penambahan fasilitas clod chain," tutur Herman.

Di luar rencana penambahan fasilitas dan peralatan, JAS juga tengah mengikuti prosedur untuk mendapatkan sertifikasi IATA CEIV Pharma.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Sertivikasi IATA

Para pekerja menurunkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Banten (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 telah mendarat di Indonesia, Minggu, 6 Desember 2020, malam sekitar pukul 21.30 WIB. (Handout/Indonesia Presidential Palace/AFP)

IATA mengeluarkan sertifikasi CEIV Pharma ini untuk membantu perusahaan ground handling dan seluruh rantai pasokan kargo udara demi memenuhi kebutuhan industri akan keselamatan, keamanan, kepatuhan, dan efisiensi yang lebih tinggi.

Yang mana, sertifikasi IATA CEIV Pharma tersebut penting untuk memastikan integritas produk farmasi di seluruh rantai pasokan.

"JAS nantinya akan menjadi Cargo Terminal Operator (CTO) pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi IATA CEIV Pharma," ujarnya.

Tujuan sertifikasi ini, selain sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi dan standar internasional, JAS akan diakui secara global dan dinyatakan siap untuk menangani produk farmasi secara konsisten.

"Dengan sertifikat ini kita siap menangani produk varmasi secara konsisten dan validasi IATA CEIV Pharma ini diharapkan selesai pada Maret 2021," ungkapnya.

Diketahui saat ini, Saat ini, JAS memiliki total 11 fasilitas penyimpanan dingin dalam gudang impor maupun ekspor dengan temperatur terkontrol mulai dari -2 ℃ hingga -25 ℃ (untuk ruang freezer), 2 ℃ hingga 8 ℃ (untuk ruang chiller) dan 15 ℃ hingga 25 ℃ (untuk ruang dingin/cold rooms). 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya