Kurangi Penularan COVID-19 dengan Pangkas Libur Panjang Akhir Tahun Bukan Cara Bijak

Kerumunan yang terjadi rentan meningkatkan kasus COVID-19, bukan karena libur panjang akhir tahun

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Nov 2020, 07:00 WIB
Akhir pekan beriringan dengan libur panjang dimanfaatkan warga untuk mengunjungi lokasi-lokasi wiisata. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Ada rencana pemangkasan libur panjang akhir tahun demi mengurangi penularan COVID-19. Terkait hal ini, Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia (UI), Amin Soebandrio mengatakan bahwa tidak di hari libur pun penularan COVID-19 masih bisa terjadi jika masyarakat tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan.

"Bila tujuan mengurangi hak libur masyarakat itu untuk mengurangi penularan COVID-19, itu bukan cara bijak ya," kata Amin saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (24/11/2020).

Menurut Amin, ada libur atau tidak adanya libur panjang sekali pun jika masyarakat masih tidak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan, seperti memakai masker, penularan COVID-19 masih terjadi.

"Karena, setelah libur pun atau enggak pakai libur panjang pun kalau masyarakat tidak berdisiplin, penularan masih bisa terjadi," kata Amin menekankan.

Memang libur panjang memberi peluang terjadi kerumunan misalnya di tempat-tempat wisata atau transportasi publik. Seperti pada libur panjang pada Agustus atau Oktober lalu menunjukkan adanya peningkatan kasus COVID-19.

Oleh sebab itu Amin mengatakan bahwa edukasi kepada masyarakat yang harus terus dilakukan agar bisa berdisiplin. Termasuk memakai masker dan menjaga jarak alias tidak membuat kerumunan.

"Saya kira, itu lebih mengatasi sumber masalah ketimbang mengurangi masa libur," katanya.

Simak Video Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Rencana Pemerintah

Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut, tantangan terbesar dalam pembangunan kesehatan nasional adalah distribusi dokter dan tenaga kesehatan yang masih timpang dalam peringatan Hari Dokter Nasional, Sabtu (24/10/2020). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Sebelumnya, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo meminta agar jatah libur akhir tahun 2020 dikurangi untuk mencegah lonjakan kasus COVID-19.

Meski begitu, belum diputuskan berapa hari jumlah jatah libur panjang akhir tahun yang akan dipangkas.

"Masalah libur, cuti bersama akhir tahun termasuk libur pengganti cuti bersama hari raya Idul Fitri, Bapak Presiden memberikan arahan supaya ada pengurangan," kata Muhadjir dalam konferensi pers Senin kemarin.

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19

Infografis Libur Panjang dan Potensi Klaster Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya